Jumat, 30 Oktober 2020

Cerita Pemburuan Kapten Westerling

Cerita Pemburuan Kapten Westerling

ZONAKONSPIRASI- Cerita Pemburuan Kapten Westerling. Pemburuan dedengkot Pergerakan Angkatan Perang Ratu Adil dari Bandung sampai ke Dermaga Tanjung Priok. Baku tembak dengan tentara Indonesia.

GAGAL kuasai Bandung untuk 23 Januari 1950, beberapa prajurit APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) mundur menuju Cianjur. Di situ kembali lagi beberapa ratus penganut Kapten Westerling itu harus hadapi batu sandungan dari Gagalyon H Seksi Siliwangi pimpinan Mayor Sutoyo.

"Mereka terkepung serta kocar-kacir, bahkan juga beberapa nekad menerjunkan dianya ke jurang-jurang yang berada di daerah hutan-hutan Maleber, " catat Kolonel (purn) Mochamad Rivai dalam Tiada Pamrih, Kupertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Sadar pergerakannya patah di tengah-tengah jalan, Westerling memilih untuk larikan diri ke Jakarta. Ajudan setianya Pim Colsom serta 2 anggota polisi Indonesia yang membelot mengikuti pelarian Westerling. Si kapten larikan diri memakai 3 mobil yang dia naiki dengan berganti-gantian di setiap titik spesifik.

"Intelijen kami mengenali beberapa mobil itu semasing berplat nomor daerah Bandung serta Jakarta: D 1067, D 1373, B 16107," tutur Rivai.

Menurut sejarawan Salim Said, sesampai di Jakarta, Westerling hidup beralih-pindah dari 1 tempat ke tempat yang lain. Diantaranya ialah rumah punya seorang Belanda di bilangan Kebon Sirih. Bahkan juga di tengah-tengah pelariannya itu, dia juga diberitakan pernah berjumpa seringkali dengan Sultan Hamid II, salah seorang partisipan pergerakan APRA.

"Mereka berjumpa di satu lokasi yang terletak saat ini berada di seputar Jalan Veteran, Jakarta Pusat," tutur bekas wartawan yang sempat menginterviu Westerling dengan cara langsung di Belanda untuk 1970-an.

Awalnya Februari 1950, satu diantara simpatisan kuat Westerling dari kelompok bekas KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda), Letnan Kolonel Rappard meninggal pada suatu pengepungan sama kesatuan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) di Jakarta. Tewasnya Rappard jadikan Westerling gundah serta memilih untuk bertambah cepat larikan diri ke luar Indonesia. Karena itu disusunlah satu gagasan pelarian yang menyertakan beberapa petinggi tinggi militer serta sipil Belanda.

Konspirasi melarikan Westerling ke luar negeri, rupanya tercium jua sama intelijen APRIS. Karena itu dibentuklah dengan kilat team pemburu Westerling sama faksi militer Indonesia Serikat dipegang sama Mayor Brenthel Soesilo. Menurut satu diantara anggota team pemburu, Letnan J.C.Princen, Kamis, 23 Februari 1950, tim-nya terima info dari agen intelijen di atas lapangan jika Westerling dengan dikawal sebagian orang bergerak menuju Dermaga Tanjung Priok.

"Kami yang lalu mengutus Letnan Supardi serta Letnan Kesuma untuk memburu Westerling…" tutur bekas serdadu Belanda yang membelot ke faksi Republik Indonesia itu.

Dengan memakai jip Willys, mendekati jam 19.00, bergeraklah ke-2 prajurit APRIS itu ke Tanjung Priok. Di mulut Dermaga II, mereka berpapasan dengan kendaraan yang ditumpangi Westerling. Bukannya menghindari, Westerling yang waktu itu memakai seragam KNIL berpangkat sersan, justru turun dari mobil serta dekati Letnan Supardi serta Letnan Kesuma.

"Orang edan itu justru ajak ke-2 letnan itu berkunjung di 1 bar serta minum bir…" ingat Princen.

Ajakan itu ditolak. Letnan Kesuma malah ajak Westerling untuk berkunjung sesaat ke satu pos tentara APRIS di dekat dermaga. Westerling sepakat. Dia lalu naiki mobilnya serta mengikut jip yang ditumpangi Letnan Kesuma serta Letnan Supardi. Tetapi belum 100 mtr. bergerak, mendadak serentetan shooting menyalak dari kendaraan Westerling serta membuat jip yang dikemudikan ke-2 tentara APRIS itu terjungkal saat itu juga. Sesudah tembak, mobil yang ditumpangi Westerling selanjutnya kembali kembali pada arah dermaga serta berjalan dengan kecepatan tinggi.

Mengenali anak buahnya ketembak, Mayor Brenthel Soesilo tukar yang memburu Westerling. Bersama-sama Letnan Princen, mereka bahkan juga pernah beradu tembak dengan pengawal-pengawal Westerling di Dermaga II Tanjung Priok. Di tengah-tengah pertarungan kecil itu, Westerling melepaskan diri ke Singapura dengan kontribusi satu pesawat Catalina punya Angkatan Laut Belanda.

Sebab fakta masuk tiada surat izin, sesampai di Singapura, Westerling ditahan faksi keamanan Inggris. Demikian mendapatkan berita itu, Pemerintahan RIS langsung minta ke kewenangan Inggris di Singapura untuk mengekstradisi Westerling Indonesia. Tetapi dengan fakta Westerling ialah masyarakat negara Belanda, pimpinan Pengadilan Tinggi Singapura, Hakim Evans, menampik keinginan itu.

Untuk Agustus 1950, Westerling "ditendang" dari Singapura. Didampingi Konsul Jenderal Belanda untuk Singapura, Mr. R. van der Gaag, dia bergerak ke arah Eropa. Sezin van der Gaag juga dia lalu turun di Brussel, Belgia, sebelumnya beberapa saat selanjutnya diarahkan ke Belanda dengan sembunyi-sembunyi.

UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com