Minggu, 13 September 2020

Mirakel di Balik Rendahnya Angka Kematian Jepang serta Sangkaan KebaCorona

ZONAKONSPIRASI- Mirakel di Balik Rendahnya Angka Kematian Jepang serta Sangkaan 'Kebal' Corona.

Apakah yang dilaksanakan Jepang?

Pada awal April, pemerintah Jepang memerintah untuk meningkatkan 'keadaan darurat'. Tapi anjuran untuk tinggal di dalam rumah masih berbentuk suka-rela yang disimpulkan balik lagi ke semasing. Usaha diharap untuk ditutup, tetapi tidak ada hukuman buat mereka untuk yang menampik tidak untuk tutup usaha.

Jepang, yang mempunyai populasi lanjut usia semakin banyak dibanding negara lain, pun tidak menghiraukan pendapat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk selalu mengetes tes virus Corona. Serta sekarang, keseluruhan tes PCR cuma 348.000 atau 0,27 % dari keseluruhan 126.468.508 populasi Jepang.

Tetapi, lima bulan sesudah masalah COVID-19 pertama disampaikan, Jepang cuma mempunyai kurang dari 20.000 masalah terkena serta kurang dari 1.000 kematian. Situasi genting juga sudah diangkat serta kehidupan secara cepat normal kembali seperti sebelumnya.

Ada pula bukti ilmiah yang berubah jika Jepang selama ini betul-betul dapat mendesak penebaran virus Corona COVID-19. Perusahaan telekomunikasi raksasa, Softbank lakukan pengujian anti-bodi pada 40.000 karyawan, dengan hasil memperlihatkan jika cuma 0,24 % yang terkena virus Corona.

Pengujian acak pada 8.000 orang di ibu kota Tokyo serta dua prefektur yang lain sudah memperlihatkan tingkat paparan yang bertambah rendah. Di Tokyo, cuma 0,1 % yang positif COVID-19.

Saat informasi pencabutan situasi genting usai bulan kemarin, Pertama Menteri Shinzo Abe serta dengan bangga memperkenalkan "Mode Jepang", menyaratkan jika beberapa negara lain harus belajar dari Jepang dalam mengatasi epidemi.

Tetapi, apa Jepang mempunyai kebal pada paparan corona?

Kodama menerangkan, saat virus masuk badan manusia, skema kebal membuahkan anti-bodi yang menggempur bakteri yang menggempur. Ada dua tipe anti-bodi, yaitu IGM serta IGG. Langkah mereka memberi respon bisa memperlihatkan apa seorang sempat terserang virus sama awalnya.

"Dalam infeksi virus primer (baru), tanggapan IGM umumnya diprioritaskan," kata Kodama, diambil dari situs BBC Internasional.

"Selanjutnya tanggapan IGG ada setelah itu. Tapi dalam masalah sekunder (paparan awalnya) limfosit telah mempunyai memory, serta cuma tanggapan IGG yang bertambah secara cepat," sambungnya.

Apakah yang berlangsung dengan pasiennya?
"Saat lihat tes-tes kami bingung, pada semua pasien, tanggapan IGG tiba secara cepat, serta tanggapan IGM selanjutnya serta loyo. Kelihatannya mereka awalnya terserang virus yang benar-benar seperti," tutur Kodama.

Kodama memikir ada peluang virus semacam coronavirus di daerah itu awalnya, hingga memunculkan tingkat kematian yang rendah, bukan hanya di Jepang, dan juga di China, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, serta Asia Tenggara.

Disamping itu, orang Jepang sendiri telah mulai kenakan masker muka lebih dari 100 tahun kemarin, atau semasa epidemi flu 1919 serta masih mengaplikasikan itu sampai sekarang. Serta bila sedang flu, batuk, pilek, warga Jepang akan kenakan masker buat membuat perlindungan diri kita serta beberapa orang di sekelilingnya.

Sampai sekarang Jepang mempunyai 19.775 masalah infeksi Corona, 977 masalah kematian, serta 17.124 pasien sukses pulih per Selasa (7/7/2020), diambil dari data Worldometers.
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com