Rabu, 03 Juni 2020

Sinar-X Mirakelus Memancar dari Galaksi Dekat Bima Sakti, Buat Bingung Astrofisikawan

ZONAKONSPIRASI- Sinar-X Mirakelus Memancar dari Galaksi Dekat Bima Sakti, Buat Bingung Astrofisikawan. Beberapa periset astronomi dibingungkan kejadian signal sinar-X aneh yang memancar semenjak 2014 lalu dari galaksi tetangga Bima Sakti yang ditempati masyarakat Bumi. Riset yang mencari asal-usulnya selama ini belum sukses membuat simpulan apa saja, hingga kehadiran cahaya itu terus jadi mirakel untuk kita.

Pancarkan 3,5 kiloelektronvolt (keV) energi, signal itu pas dengan perkiraan karakter materi gelap, senyawa mirakelus yang dipercaya isi sejumlah besar alam semesta. Beberapa periset sekian tahun memperdebatkan apa cahaya x adalah bukti dari partikel pembentuk materi gelap.

Bila sukses diketemukan, jawabannya bisa ungkap karakter asli materi gelap yang disebut "holy grail-nya analisis fisika astropartikel di waktu kontemporer," kata Benjamin Safdi, astrofisikawan Kampus Michigan, waktu diwawancara lewat telephone oleh Motherboard.

Safdi serta kawan-kawan di kampusnya memelopori cara inovatif penelusuran materi gelap di seputar Galaksi Bima Sakti. Mereka merincinya dalam studi yang diedarkan pada jurnal Science. Sayangnya, mereka gagal menunjukkan signal mirakelus itu tercipta dari materi gelap. "Di satu bagian, ini bukanlah hasil yang kami harap," lanjut Safdi. "Kami telah percaya sekali akan mendapatkan materi gelap."

"Di lain sisi, kami suka mendapatkan cara penelusuran yang jauh lebih bagus," paparnya. "Kemungkinan materi gelapnya belum sukses diketemukan saat ini, tetapi kami percaya akan mendapatkannya kelak."

Beberapa periset mempercayai kehadiran materi gelap, sebab ada tarikan gravitasinya pada galaksi serta objek bersinar yang lain. Namun, mereka kesusahan pahami sejumlah besar karakter alamiahnya, sebab materi ini tidak pancarkan cahaya.

Banyak mode teoritis yang diprediksikan bisa menerangkan materi gelap, seperti kehadiran partikel neutrino steril. Periset menyarankan neutrino steril peluang membusuk dengan cara perlahan-lahan dalam proses yang cukup seperti dengan partikel radioaktif di Bumi.

"Materi gelap cukup konstan sebab ada semenjak berlangsung Big Bang serta masih ada sampai miliaran tahun selanjutnya," jelas Safdi. "Bila dapat membusuk, karena itu prosedurnya benar-benar lamban."

Serta dengan waktu paruh yang panjang, pembusukan spekulatif neutrino steril kemungkinan membuahkan sedikit sinar, yang bermakna materi gelap tidak semuanya berwarna hitam. Studi, yang diedarkan pada 2014 dalam The Astrophysical Journal, nampaknya mengetahui dengan pas tipe sinyal ini, memberi secercah keinginan buat beberapa periset materi gelap.

"Riset kami menyebabkan pembicaraan di golongan periset, yang mempunyai tujuan pahami emisinya datang dari materi gelap atau materi biasa dalam galaksi ini," kata Safdi.

Si periset beranggapan satelit hebat Hitomi dari Jepang dapat memberikan jawaban pada mereka. Sayang sekali, observatorium sinar-X yang dikeluarkan pada 2016 itu hancur sesudah enam minggu di luar angkasa. Semenjak itu, tidak ada alat pengamatan lain yang dapat gantikan Hitomi.

Menyedihkan memang, tetapi ketidakberhasilan ini tidak mengurangi semangat team Safdi terus cari langkah baru pelajari garis emisi 3.5 keV itu. "Kami ajukan pertanyaan: Apakah yang dapat kami kerjakan dari data yang telah ada?" kenangnya. "Kami mengetahui XMM Newton mempunyai analisa alami yang terkait dengan data itu. Teleskop ruangan angkasa itu telah 20 tahun semakin mengudara."

Mereka memperhatikan satu-satu gambar serta dataset yang diamankan XMM Newton, yang dikeluarkan pada 1999 oleh Tubuh Antariksa Eropa. Dengan meniadakan beberapa bagian gambar yang berisi objek bersinar, team Safdi sukses menganalisa langit "kosong" negatif semasa dua dasawarsa.

Bila neutrino steril membusuk di seputar Bima Sakti, pertanda akan cerah dalam dataset ini. Penelusuran mereka cuma mengutarakan ruangan kosong.

"Dengan demikian, dapat dinyatakan garis yang memancar dari galaksi lain ini bukanlah sinyal pembusukan materi gelap," tutur Safdi. "Bukan bermakna garis 3,5 keV tidak ada. Sinaran itu peluang dikarenakan oleh proses yang belum tahu di galaksi-galaksi yang ada hubungan dengan materi biasa, bukan materi gelap."

Analisis ini berspekulasi jika mingkin saja cahaya 3,5 keV ada dari beberapa unsur detil di gas panas gugus galaksi, atau hubungan di antara plasma panas serta awan gas dingin.

Maka dari itu, masih ada dua mirakel yang perlu dipecahkan periset: asal mula cahaya aneh serta karakter asli materi gelap. Safdi serta kawan-kawan optimistis tehnik baru serta observatorium generasi setelah itu bisa menjawab dua pertanyaan ini.

"Menariknya, dari sudut pandang berbasiskan data, kami belum mengetahui apa-apa masalah materi gelap di tingkat mikroskopis riil," papar Safdi. "Neutrino steril hanya satu mode, serta ada banyak mode yang lain di luar sana."
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com