Selasa, 06 Oktober 2020

Kebohongan serta kematian Media Saudi dalam masalah Khashoggi


ZONAKONSPIRASI- Kebohongan serta kematian Media Saudi dalam masalah Khashoggi. Sesudah hampir tiga minggu menyanggah serta mempersalahkan lainnya, faksi berkuasa Saudi pada 19 Oktober 2018 pada akhirnya memberitahukan jika Khashoggi wafat karena "berkelahi" di konsulat pada 2 Oktober serta sudah tangkap 18 masyarakat Saudi berkaitan masalah ini.

Disamping itu, dua pembantu penting Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), dan tiga agen intelijen yang lain, sudah dikeluarkan.

Lepas dari kejujuran versus Saudi, pembunuhan mengerikan serta peluang mutilasi jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, yang berlangsung pada 2 Oktober di konsulat Saudi di Istanbul, bukan hanya bawa deskripsi menakutkan dari pemerintahan Saudi dan juga kesan-kesan yang paling jelek media mereka.

Perlu dicatat jika pemerintahan Saudi mempunyai riwayat panjang mengenai penculikan lawan.

Menjebak beberapa pembangkang ke satu tatap muka serta menculik mereka nampaknya adalah strategi yang seringkali dipakai. Contohnya, Naser al-Sa'id, salah satunya pimpinan oposisi pertama pada keluarga kerajaan Saudi, lenyap di Beirut di tahun 1979.

Demikian juga, Pangeran Sultan bin Turki diculik di Jenewa serta dibawa ke Arab Saudi dengan pesawat di tahun 2003 serta dibunuh, sesudah mengatakan reformasi di Arab Saudi.

Disamping itu, Pangeran Turki bin Bandar Al-Saud, seorang bekas kepala polisi, ditangkap di luar negeri di tahun 2015 serta dibawa ke Arab Saudi untuk dihabisi.

Kecondongan untuk memakai langkah represif serta tangan besi pada cendekiawan serta jurnalis Saudi nampaknya sudah kuat semenjak Mohamed Bin Salman (MBS) jadi Putra Mahkota.

Menurut The Independent, pemerintah Saudi berencana penculikan sama pada Khaled bin Farhan al-Saud, seorang pangeran Saudi yang tinggal di pengisolasian di Jerman, cuman sepuluh hari sebelum Khashoggi lenyap.

Kampanye serta aksi setan yang disebut sebelumnya dibarengi dengan kenaikan propaganda totaliter pemerintahan Saudi, sudah menghancurkan kemampuan perkembangan yang digerakkan negara kerajaan itu, serta jadi memperburuk cerita mereka.

Media lokal, dari mulai aliran kabar Al Arabiya punya Saudi sampai konglomerat Rotana Grup serta Timur Tengah Broadcasting Corporation (MBC), sampai media massa transnasional, seperti harian Al Hayat serta Asharq Al-Awsat, serta portal kabar online Elaph, memberikan dukungan taktik propaganda yang dilaksanakan Saudi ini.

Tetapi, walau sudah membuat kerajaan media transnasional yang besar sekali, nilai-nilai media, norma jurnalistik serta profesionalisme wartawan tidak diaplikasikan benar-benar di Arab Saudi.

Al Arabiya News Kanal, yang semestinya jadi outlet media favorit Saudi, tidak memperoleh lagi lisensi penayangannya dari regulator Ofcom di Inggris pada Februari 2018 sesudah terima keluh kesah jika content tv itu "menyalahi code ketidakberpihakan serta ketepatan" dalam sumber kabar.

Pemberhentian kerja sama di antara Al Arabiya News Kanal dangan Ofcom ini sebab regulator berbasiskan di Inggris itu mengaplikasikan standard jurnalisme internasional yang tinggi dalam produk penayangannya yang semua pekerja media TV di Inggris harus mematuhinya.

Permasalahan Jamal Khashoggi ialah misalnya. Bukti-bukti yang menyangkutkan Riyadh dengan pembunuhan Jamal Khashoggi demikian besar hingga penampikan tanpa ada bukti dari media Saudi semasa hampir tiga minggu bukan hanya mengganti media ini jadi bahan tertawaan, dan juga jadi tuduhan, seperti dirasakan, pemerintahan Saudi serta diri sendiri.

Bukannya memberi info yang bermakna mengenai musnahnya Khashoggi atau serta tawarkan bukti-bukti kuat yang melawan fakta-fakta yang melingkupi perselingkuhan ini, reaksi media Saudi sekitar dari penampikan keseluruhan serta pengaburan sampai pembangunan teori konspirasi tanpa ada landasan.

Untuk contoh, Jamil Al-Dhiabi, editor media massa Saudi Okaz, mengatakan dalam satu artikel yang diedarkan pada 9 Oktober 2018 jika "orang-orang yang menebarkan info mengenai pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, tuliskan jargon yang serupa dengan cara serentak yang memperlihatkan jika mereka terjebak serta turut dalam kejahatan ini".

Kolumnis lain untuk Okaz, Hammoud Abu Thalib, menulis hal sama dalam edisi yang serupa (9 Oktober) dengan membelokkan kekeliruan ke entitas asing. Ia memperjelas jika masalah Jamal Khashoggi jelas memperlihatkan satu operasi intelijen yang disediakan oleh beberapa agen serta jurnalis yang ditunggangi oleh Ikhwanul Muslimin.

Dalam suara yang serupa, Al-Arabiya.net mencuplik dubes kedutaan Arab Saudi di Lebanon yang menjelaskan jika atraksi teater Khashoggi ialah konspirasi serta plot dari satu tubuh intelijen yang direncanakan untuk menghancurkan rekam jejak Arab Saudi.

Dengan cara paralel, media Saudi menyerbu wartawan Amerika serta media internasional laiinya yang menyampaikan nasib Khashoggi. Untuk contoh, situs Al-Arabiya menyepelekan laporan dari Reuters dengan menyebutkan "penuh kontradiksi".

Demikian juga, dalam editorial berjudul "Propaganda Hitam" serta diedarkan pada 8 Oktober, media massa punya negara Al-Riyadh menyerbu Washington Post. Media Arab itu menunjuk Washinton Post untuk basis tukang fitnah untuk turunkan rekam jejak Kerajaan Saudi serta merendahkan pimpinannya.

Menurut editorial ini, media telah kehilangan integritas serta jadi instansi dapat dibayar untuk menyerbu Kerajaan. Media massa Saudi ini menjelaskan jika fakta untuk mengasingkan Riyadh dalam permasalahan ini ialah sebab bertambahnya perseteruan di antara Washington Post serta Presiden AS Donald Trump.

Kebijaksanaan editorial aneh yang dilaksanakan oleh media Saudi berkaitan Khashoggi sudah menimbulkan olok-olok ke media yang memberikan dukungan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman (MBS). Thomas Friedman, diantaranya. Kolumnis New York Times ini tidak dapat sembunyikan muka bingungnya waktu diwawancara oleh jurnalis CNN Christiane Amanpour pada 18 Oktober 2018, Friedman tidak yakin dengar beberapa tanggapan konyol oleh media Saudi.

Saat Riyadh selanjutnya mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan itu, media Saudi – walau juga walau sudah dengan cara terus-terang bohong ke publik serta mendakwa beberapa faksi dari mulai Washington Post serta Turki sampai Qatar serta Ikhwanul Muslimin – cukup banyak juga mohon maaf ke publik atau mengaku kekeliruan mereka.

Sesudah habiskan juta-an dolar untuk melobi perusahaan-perusahaan besar kelas dunia serta berkampanye untuk memperkuat citra, pembunuhan mengerikan atas Khashoggi sudah mengubah segala hal. Masalah ini sudah mencoret citra MBS serta pemerintahan Saudi.

Secara singkat, Riyadh sudah jatuh ke kritis internasional. Tetapi, dalam pertarungan membuat pendapat publik internasional, media Saudi yang mempunyai rekam jejak jurnalistik jelek meningkatkan rasa malu buat Riyadh sesudah masalah Khashoggi ini.

UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com