Rabu, 23 September 2020

Apakah benar Bukti Atlantis di Indonesia

Apakah benar Bukti Atlantis di Indonesia

ZONAKONSPIRASI- Apakah benar Bukti Atlantis di Indonesia. MUSIBAH alam berturut-turut dirasakan Indonesia. Dari mulai tsunami di Aceh sampai yang canggih semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal tersebut memperingatkan kita pada kejadian sama di daerah yang diketahui untuk Benua Atlantis. Adakah jalinan di antara Indonesia serta Atlantis?

Plato (427 – 347 SM) mengatakan jika beberapa puluh ribu tahun kemarin berlangsung beberapa letusan gunung berapi dengan cara serempak, memunculkan gempa, pencairan es, serta banjir. Kejadian itu menyebabkan beberapa permukaan bumi terbenam. Sisi itu yang dikatakannya benua yang hilang atau Atlantis.

Riset canggih yang dilaksanakan oleh Aryso Santos, memperjelas jika Atlantis itu ialah daerah yang saat ini disebutkan Indonesia. Sesudah lakukan riset semasa 30 tahun, dia membuahkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos tampilkan 33 perbandingan, seperti luas daerah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, serta langkah bertani, yang pada akhirnya mengaitkan jika Atlantis itu ialah Indonesia. Skema terasisasi sawah yang ciri khas Indonesia, menurut dia, adalah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, serta bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Bukan bertepatan saat Indonesia di tahun 1958, atas ide Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja lewat UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Maklumat Djoeanda. Didalamnya mengatakan jika negara Indonesia dengan perairan pedalamannya adalah kesatuan daerah nusantara. Bukti itu selanjutnya disadari oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Mengacu riset Santos, pada saat beberapa puluh ribu tahun lalu daerah negara Indonesia adalah satu benua yang bersatu. Tidak terpecah-pecah dalam beberapa puluh ribu pulau seperti saat ini.

Santos memutuskan jika pada masa lampau itu Atlantis adalah benua yang melintang dari sisi selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus mengarah timur dengan Indonesia (yang saat ini) untuk pusatnya. Di daerah itu ada beberapa puluh gunung berapi yang aktif serta dikelilingi oleh samudera yang bersatu namanya Orientale, terbagi dalam Samudera Hindia serta Samudera Pasifik.

Teori Plato menjelaskan jika Atlantis adalah benua yang hilang karena letusan gunung berapi yang dengan cara bertepatan meletus. Pada saat itu beberapa sisi dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (masa Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi dengan cara bertepatan yang beberapa terdapat di daerah Indonesia (dahulu) itu, karena itu tenggelamlah beberapa benua serta diliput oleh air asal dari es yang mencair. Salah satunya letusan gunung Meru di India Selatan serta gunung Semeru di Jawa Timur. Lantas letusan gunung berapi di Sumatera yang membuat Danau Toba dengan pulau Somasir, yang disebut pucuk gunung yang meletus di saat itu. Letusan yang sangat hebat di masa datang ialah gunung Krakatau (Krakatoa) yang merusak sisi Sumatera serta Jawa serta lain-lainnya dan membuat selat dataran Sunda.

Atlantis datang dari bahasa Sanskrit Atala, yang bermakna surga atau menara pemeriksaan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato memperjelas jika daerah Atlantis di saat itu adalah pusat dari peradaban dunia berbentuk budaya, kekayaan alam, pengetahuan/tehnologi, serta lain-lainnya. Plato memutuskan jika letak Atlantis itu di Samudera Atlantik saat ini. Pada eranya, dia bersikeras jika bumi ini datar serta dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara detail. Ocean datang dari kata Sanskrit ashayana yang bermakna melingkari secara detail. Opini itu selanjutnya dilawan oleh pakar-ahli di masa datang seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, serta Stephen Hawking.

Santos tidak sama dengan Plato tentang tempat Atlantis. Periset Brazil it berargumentasi, jika di saat berlangsungnya letusan beberapa gunung berapi itu, mengakibatkan susunan es mencair serta mengalir ke samudera hingga luasnya makin bertambah. Air serta lumpur datang dari abu gunung berapi itu memberatkan samudera serta dasarnya, menyebabkan desakan mengagumkan ke kulit bumi di fundamen samudera, khususnya pada pantai benua. Desakan ini menyebabkan gempa. Gempa ini diperkokoh lagi oleh gunung-gunung yang meletus selanjutnya dengan cara berturut-turut serta memunculkan gelombang tsunami yang hebat. Santos menyebutnya Heinrich Moments.

Dalam usaha menyampaikan opini mendasarkan ke riwayat dunia, terlihat Plato sudah lakukan dua kekhilafan, pertama tentang bentuk/tempat bumi yang tuturnya datar. Ke-2, tentang letak benua Atlantis yang tuturnya ada di Samudera Atlantik yang dilawan oleh Santos. Riset militer Amerika Serikat di daerah Atlantik dapat dibuktikan gagal mendapatkan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karenanya tidak semena-mena ada peribahasa yang mengatakan, "Amicus Plato, sed magic amica veritas." Berarti,"Saya suka ke Plato tapi saya bertambah suka ke kebenaran."

Tetapi, ada banyak situasi saat ini yang di antara Plato serta Santos sama pendapat. Yaitu pertama, jika tempat benua yang terbenam itu ialah Atlantis serta oleh Santos dinyatakan untuk daerah Republik Indonesia. Ke-2, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Salah satunya adalah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Beberapa dari gunung itu sudah atau sedang aktif kembali lagi.

Ke-3, masalah semburan lumpur karena letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut jadi lumpur. Pengendapan lumpur di laut ini selanjutnya meresap ke tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang disebut impossible barrier of mud (kendala lumpur yang tidak dapat dilalui), atau in navigable (tidak bisa dilalui), tidak dapat ditembus atau dimasuki. Dalam masalah di Sidoarjo, sempat dilaksanakan remote sensing, penginderaan jauh, yang memperlihatkan ada system kanalisasi di daerah itu. Ada peluang kanalisasi itu sisa pendistribusian semburan lumpur panas dari waktu yang lalu.

Jika Indonesia ialah daerah yang dipandang seperti pakar waris Atlantis, pasti harus membuat kita mengucapkan syukur. Membuat kita tidak rendah diri di pergaula internasional, karena Atlantis pada eranya adalah pusat peradaban dunia. Tetapi untuk daerah yang riskan musibah, seperti sudah dirasakan oleh Atlantis itu, kini waktunya kita belajar dari riwayat serta manfaatkan perubahan ilmu dan pengetahuan canggih agar bisa menanganinya..

UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com