ZONAKONSPIRASI- Fans Teori Konspirasi Percaya Ledakan di Beirut Karena Bom Nuklir (Walau sebenarnya Ngawur). Ahli nuklir Jeffrey Lewis mengatakan tidak semua awan jamur dipacu oleh bom nuklir. "Ledakan di Beirut tidak ada seujung kukunya dari dampak bom nuklir kecil," katanya.
Ledakan hebat berlangsung di Dermaga Beirut, Ibu Kota Libanon, pada Selasa (4/8) siang waktu ditempat. Rekaman ledakan itu selekasnya menebar di sosial media. Proses yang berlangsung sebelum dan setelah ledakan itu benar-benar sangat mengerikan, diikuti juga dengan timbulnya awan jamur melambung ke angkasa. Dalam hitungan detik, gedung-gedung sampai belasan km. dari dermaga rata dengan tanah.
Pemicu ledakan masih simpang siur, walau pemerintah yakini biang keroknya ialah gudang di dermaga yang simpan zat kimia amonium nitrat, yang dapat jadi bahan peledak, dalam skala besar. Tetapi pada kondisi serba tidak tentu, beberapa netizen dengan pengikut banyak nekat menebar teori jika ledakan itu dipacu oleh bom nuklir. Justru, telah ada yang menyangka "aktornya" ialah pemerintah Israel, yang mengarah gudang bahan peledak punya Hizbullah, organisasi masyarakat paramiliter Syiah yang punyai pangkal operasi besar di Libanon.
Perubahan info sekitar ledakan Beirut ini dapat jadi contoh riil, bagaimana teori konspirasi saat ini bertumbuh sama cepatnya dengan laporan paling baru mereka yang menjadi saksi di tempat.
Redaksi Motherboard mengontak ahli nuklir untuk mengetes teori konspirasi itu. Ahli punyai opini yang tegas: ledakan di Beirut bukan dampak dari bom nuklir. Tidak ada pertanda proses pelepasan radiasi benar-benar.
"Jelas bukan nuklir. Ledakan di Beirut tidak ada seujung kukunya dari dampak bom nuklir kecil," kata Jeffrey Lewis pada Motherboard, sebagai Direktur Middlebury Institute of International Studies yang teratur membahas proses pelucutan nuklir di beberapa negara. "Disamping itu, proses ledakan nuklir tidak dengan diawali asap melambung seperti di Beirut, seperti kita tonton dari rekaman amatir di sosial media."
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Libanon, waktu diwawancarai BBC, mengatakan sumber ledakan peluang gudang yang bekerja di dermaga semenjak 2014. "Ada laporan jika pemicunya ialah bahan peledak yang sempat diambil alih aparat hukum beberapa lalu," kata Mayjen Abbas Ibrahim.
Walau telah ada info sah seperti itu, tetap beberapa influencer sosmed dapat melemparkan twit tidak bertanggungjawab sebagai berikut:
Palmer, yang pada akhirnya meniadakan twit ngawurnya di atas, ialah bekas koresponden ESPN. Ia punyai 100 ribu pengikut di Twitter. Karena twitnya yang termasuk juga pertama berspekulasi berlebihan, beberapa situs konspirasi selekasnya menebar teori yang serupa, jika ledakan di Beirut ialah dampak bom nuklir. Serta, ada dua situs selekasnya menunjuk Israel bertanggungjawab, tanpa bukti atau verifikasi pada narasumber kompeten.
Dalam kabar berita awal, disampaikan jika ledakan ini karena gudang kembang api di dermaga. Teori itu semakin lebih logis dibandingkan bom nuklir, mengingat ledakan hebat karena kebakaran gudang kembang api seringkali berlangsung awalnya. Tahun ini saja, ledakan kembang api berlangsung di pabrik teritori Tiongkok serta Turki.
Beberapa yang lain ikut-ikutan hype konspirasi nuklir, dengan mendramatisir ledakan itu seperti posting berikut:
Salah satu "bukti" yang dapat memberikan dukungan kepercayaan beberapa pengikut teori konspirasi ialah timbulnya awan jamur. Tetapi, berkebalikan dengan pandangan pemula, bom nuklir serta hidrogen tidak selamanya diikuti dengan awan jamur.
"Karena, awan jamur dapat juga dibuat oleh ledakan karena bahan kimia spesifik dalam skala besar," kata David Dearborn, fisikawan di Yayasan Lawrence Livermore National Laboratory waktu diwawancarai Scientific American pada 1999.
Ledakan kilang minyak di Texas pada 2008 membuahkan awan jamur. Begitupun kecelakaan di pabrik pupuk Texas 2013. "Salah satunya pemberi tanda awan jamur karena bom nuklir ialah warnanya. Sesaat yang warna ledakan awal Beirut ialah oranye, mengisyaratkan masih kurang panas seperti nuklir yang umumnya benar-benar putih," kata Alex Wellerstein, periset nuklir di the Stevens Institute, waktu memberi komentar di Twitter.
Lewis minta warga pemula stop dahulu berkonspirasi, sebab tidak menolong benar-benar proses eksodus korban di Beirut. Tetapi ia percaya, pengikut teori konspirasi memang tidak dapat dibawa gunakan nalar. Ditambah lagi benar-benar tidak ada tanda-tanda radiasi di Beirut, yang sudah pasti terlihat oleh beberapa instansi pemantau nuklir di Asia serta Eropa.
"Mereka tidak dapat ditawari fakta-fakta," kata Lewis. "Ini ibaratnya orang di jalan ngeyel barusan lihat Lamborghini walau sebenarnya yang mereka saksikan sebetulnya hanya truk sampah. Saya tidak dapat memberi komentar kecuali ‘maaf, yang kalian yakini salah'," kata Lewis
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
0 komentar:
Posting Komentar