Kamis, 25 Juni 2020

Kami Bercakap Sama Orang yang Percaya Sekali Merokok Itu Baik Buat Kesehatan

ZONAKONSPIRASI- Kami Bercakap Sama Orang yang Percaya Sekali Merokok Itu Baik Buat Kesehatan "Kemungkinan opini kami berlawanan dengan klaim yang sering kamu dengar, tetapi asal tahu saja… Semua golongan antirokok bohong, sama dengan beberapa hal yang lain." Dalam satu video yang diupload ke Facebook tahun kemarin, lelaki namanya Joey Rocha memberitahukan dari ruangan tamunya yang cukup amburadul jika merokok tidak mengakibatkan kanker. "Rokok tembakau bagus untukmu," tegasnya. Di belakangnya, ada anak balita yang sedang asyik mainkan kacamata di bangku bayi. "Kemungkinan ini berlawanan dengan klaim yang sering kamu dengar, tetapi asal tahu saja… Mereka bohong, sama dengan beberapa hal yang lain."

Video berdurasi tiga menit itu baru dilihat 1.000 kali. Rocha mengakui jika nikotin bisa tingkatkan performa seorang serta senyawa karsinogen sebetulnya ada pada filter rokok.

Klaimnya memang aneh, serta faktanya amat sedikit. Tetapi, buat Joey, bukti-bukti itu yang benar. Faktanya ditambah lagi jika bukan lantaran Rocha—vlogger yang yakin bumi itu datar—adalah sisi dari pengikut teori konspirasi yang mengatakan jika dampak jelek rokok telah terlalu berlebih, serta peluang cuma omong kosong.

Buku-buku, artikel, tulisan website serta pertemuan pada 2009 menggambarkan begitu terorganisirnya pergerakan ini. Public figure, seperti pendiri Mcafee John Mcafee serta pengusung Brexit Nigel Farage, dengan cara terbuka mengatakan kebimbangan mereka pada penyakit yang terkait dengan rokok. Komune ini seringkali mengacu pada Ian Dunbar, dokter asal Inggris yang sudah mengeluarkan dua buku serta tampil di sejumlah video YouTube yang mengakui jika "perokok semestinya dibolehkan merokok dimanapun, tapi budaya totaliter—mirip r3asisme—melarangnya."

Merokok mulai disadari bahayanya semenjak 1950, saat pakar pandemiologi Richard Doll mengeluarkan analisa konklusif pertama yang menyangkutkan rokok dengan kanker paru. Semenjak itu, terdapat beberapa penemuan lain yang berkali-kali menunjukkan jika paru-paru manusia tidak bertumbuh jika menyedot rokok dengan cara teratur. Memang beberapa orang yang melawan penemuan ini, tetapi umumnya tiba dari industri tembakau tersebut, bukan orang biasa seperti Joey Rocha.

Teori yang dipercaya beberapa orang seperti Joey tidak sekedar hanya "rokok itu bagus untukmu." Barisan itu yakin jika kita begitu melebih-lebihkan bahaya rokok, tanpa ada mengikutkan faedahnya buat kesehatan. Menariknya, alasan mereka punyai fundamen yang lumayan kuat.

Pada 2003, studi mendalam dari California mendapatkan jika jalinan di antara perokok pasif serta penyakit tidak sekuat yang dipercaya awalnya. Riset lain memperlihatkan jika tembakau serta nikotin alkaloidnya ada faedah prospek, seperti meta analisa tahun 2015 yang mendapatkan turunnya efek penyakit Parkinson's pada perokok.

Tetapi harus jadi perhatian jika riset jenis itu tidak mendapatkan jika tembakau itu sehat, serta jika keuntungannya yang minimum tidak melewati kerugian yang dikarenakan rokok. Tetapi menurut Richard White, penulis buku Smoke Screens: The Truth Behind Tobacco berusia 32 tahun, penemuan jenis itu malah menyorot politisasi rumor ini. "Ini bukanlah teori konspirasi," tulisnya pada VICE lewat Facebook messenger. "Tak perlu mencari jauh untuk lihat ada interferensi politis di sini."

Di dunia teori konspirasi, Richard adalah figur yang sedikit aneh. Ia tenang serta nampaknya netral, serta menguatkan klaimnya dengan riset serta studi. Pada bagian lain, di bukan periset, tetapi lelaki biasa yang kerja di bagian perdagangan. Ia mengatakan ia putuskan untuk menulis buku itu sesudah kumpulkan analisa tentang analisis kanker neneknya. Bingung, ia stop merokok semenjak bukunya keluar. Tetapi sambil Richard jauhi diri dari cap konspirator—dan pasarkan dianya bukan untuk pro-rokok, tetapi seorang yang "terpacu oleh kebenaran"—dia memiliki pendapat jika masih ada pertanyaan yang belum terjawab.

"Kata ‘sebab' itu benar-benar tentukan," katanya. "Menurutku dampak merokok itu terlihat. Kamu dapat lihat batuk perokok … Ada tanda, tetapi belum pasti artinmenyebabkan penyakit."

Richard mengakui jika beberapa dokter condong berbias saat mengetahui penyakit dalam perokok, serta jika tikus yang dipakai dalam riset telah memiliki kecondongan pada kanker supaya membuahkan penemuan yang diharapkan. Menurut Richard, ini berlangsung sebab beberapa grup lobi anti-rokok serta farmasi memengaruhi komune ilmiah.

"Yang perlu buat saya ialah saya tertarik dengan kebenaran, tetapi harus ada kredibilitas . Kita harus dapat meyakini pengetahuan. Kita harus dapat meyakini sumber dana riset. Harus terbuka, tegas Richard.

Tentu saja, kebimbangan Richard cuma ditemui kejengkelan dari komune kedokteran, seperti Dr. Stephen Hecht. "Rokok penuhi semua persyaratan pemicu penyakit," tuturnya pada VICE lewat telephone. "Rokok memiliki kandungan beberapa pemicu kanker. Lalu, kita ketahui berdasar sangat banyak riset jika beberapa zat itu mengakibatkan perubahan DNA di gen yang kami kenali terjebak dengan kanker."

Stephen ialah seorang guru besar mata kuliah penjagaan kanker di Fakultas Kedokteran serta Patologi, University of Minnesota. Ia menerangkan jika walau kanker kemungkinan cuma menulari 20 % perokok, kita tidak bisa dengan mudah tidak pedulikan bukti jika perokok punyai efek 20 kali lipat semakin besar menanggung derita kanker paru-paru. Ditambah lagi, Stephen menjelaskan jika meskipun data yang didapat beberapa riset bersimpangan keduanya, kita tidak dapat automatis menegasikan dampak negatif rokok.

"Dampaknya memang jelek sekali kok," tuturnya. "Jangan yakin bila ada yang katakan merokok tidak punyai bagian negatif. Merokok itu bikin rugi kesehatan."

Pendeknya, merokok berefek negatif tetapi tidak seutuhnya fatal buat manusia. Nah, simpulan yang ngambang seperti berikut yang menjadi jantung pergerakan pro-rokok. Walaupun diberi diagram serta retorika yang membangkitkan perasaan untuk cari pembenaran berkaitan ketentuan serta harga rokok yang tinggi, golongan anti-rokok kurang lebih simpan rasa sangsi saban berjumpa perokok yang tidak terkena penyakit beresiko. Serta bukti berikut yang sering berkali-kali dieksploitasi mereka yang suka mengagih serta memberi komentar dalam video bikinan barisan pro-rokok—terutama mereka yang yakin teori konspirasi sekitar rokok.

"Menurutku, tembakaunya sendiri sich tidak permasalahan..tetapi, saya juga paham perusahaan menyelipkan zat penambahan supaya konsumennya suka,"kata Olga Glišić, wanita Serbia berusia 55 tahun yang telah merokok semasa 38 tahun.

Simpulan itu, jelas Olga, didapat pengalaman dari pribadinya. Olga dan kawan serta saudaranya merokok. Tetapi, tidak ada satupun dari mereka menanggung derita penyakit beresiko. Anak lelaki Olga sehat walafiat walau ibunya tidak stop merokok sewaktu hamil. Pengalaman personal seperti berikut yang dibuat modal buat Olga serta teman-temannya untuk menyangsikan opini beberapa ahli. Serta, dalam pembicaraan yang tidak ada sangkut pautnya mengenai rokok, Olga terus-terang menunjukkan keengganannya ada di seputar golongan anti-rokok karena risih. "Saya berasa mereka tuch agresif. Orang seusiaku tidak perlu lagi diberitahu mana yang keliru serta mana yang betul oleh seseorang."

Kecondongan memprioritaskan pengalaman personal serta emosi daripada opini beberapa pakar umum diketemukan pada barisan pro-rokok, seperti pada barisan konspirasi yang lain. Justru, di jaman "pasca-kebenaran" sekarang ini waktu kebenaran hanya masalah ngotot-ngototan alasan semata, kedatangan barisan yang berupaya keras memblejeti "mitos" bahaya rokok ialah satu kewajaran. Jelas ini ialah satu tragedi karena kita ketahui seperti juga perkembangan iklim, imigrasi serta vaksinasi, penyangkalan bahaya rokok sangat fatal karena taruhannya juta-an nyawa manusia.
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com