Tuduhan ada konspirasi ada karena IOC dipandang benar-benar lamban dalam tentukan nasib Olimpiade 2020 ditengah-tengah epidemi Covid-19 yang menempa dunia.
Serta, IOC pernah bersikukuh mengadakan Olimpiade edisi ke-32 itu sesuai dengan agenda, yaitu 24 Juli-9 Agustus 2020, sebelum beberapa olahragawan ramai-ramai protes.
Kebijaksanaan IOC serta tuan-rumah Jepang tunda Olimpiade 2020 pada akhirnya ada sesudah Australia serta Kanada meneror tidak akan kirim olahragawan jika tempat itu diadakan sesuai dengan agenda.
Menurut Bach, ketetapan penangguhan Olimpiade 2020 tidak segampang yang dipikirkan. Perlu hitung-hitungan dan suport dari banyak faksi sebelum memutuskan.
"Pada kondisi emosional semacam itu, untuk orang yang bertanggungjawab, Anda tidak dapat membuat ketetapan berdasar insting, " tutur Bach dikutip Suara.com dari Flowsport, Selasa (14/4/2020).
"Kami betul-betul tidak bisa didakwa ragu-ragu atau kurang nasehat serta transparan."
"Untuk menyanggah teori konspirasi, IOC pastikan bertanggungjawab berkaitan penangguhan Olimpiade 2020, bukan menggagalkan, " lebih Bach.
Menurut Bach, ketetapan berkaitan nasib Olimpiade 2020 seharusnya dipikir dengan cara masak. Sebab keselamatan beberapa ribu olahragawan dipertaruhan.
"Kami tidak sebatas mengurus laga sepak bola atau marathon. Nasib 11.000 olahragawan jadi spekulasi dari 33 cabang olahraga, " tegas Bach.
"Anda harus ingat, waktu itu masih ada dialog masalah Bundesliga serta Liga Champions, Wimbledon belum diurungkan, " pungkasnya.
Olimpiade 2020 dipending karena epidemi virus Corona yang menempa lebih dari 200 negara. Agenda baru sudah dipastikan yaitu 23 Juli sampai 8 Agustus 2021.
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
0 komentar:
Posting Komentar