Levy Knorr, Ibu Sadis yang Membunuh Beberapa anak Perempuannya Sebab Cemburu
ZONAKONSPIRASI- Levy Knorr, Ibu Sadis yang Membunuh Beberapa anak Perempuannya Sebab Cemburu. Levy Theresa Knorr ialah seorang wanita Amerika yang diberi hukuman sebab menganiaya serta membunuh 2 anaknya.
Waktu membunuh anaknya, dia ajak anak-anaknya lainnya untuk membunuh korban serta tutupi kejahatan yang dilaksanakan oleh ibunya.
Theresa Knorr terlahir di Theresa Levy Cross di Sacramento, California di tanggal 14 Maret 1946.
Saat ibunya wafat di tahun 1961, Knorr alami stres.
Di umur 16 tahun, ia menikah dengan Clifford Clyde Sanders. Mereka mempunyai seorang putra, Howard Clyde Sanders, di tahun 1964. Pernikahan mereka usai saat Knorr tembak Sanders, 22 tahun, sampai meninggal di musim panas 1964 saat mereka tinggal di Vista, California.
Ia diadili, tapi dibebaskan dari kejahatan itu, sebab akui bela diri.
Ia sedang hamil di saat itu serta akan selekasnya melahirkan anak kedua-duanya, Sheila Sanders, di tahun 1965.
Di tahun 1966, saat 7 bulan memiliki kandungan anak ke-3nya, dia menikah dengan ayah anak itu, Robert Knorr.
Anak itu, Suesano Marlene Knorr, lahir di bulan September tahun itu, diiringi di tahun 1967 lahir seorang putra namanya William Robert Knorr, serta di tahun 1968, seorang putra yang lain, Robert Wallace Knorr, Jr lahir.
Di tahun 1970, Theresa melahirkan seorang putri, Theresa (Terry) Mary Knorr, dinamakan menurut namanya sendiri.
Keluarga Knorr alami banyak pelecehan fisik, verbal serta psikologis. Tetapi Knorr mempunyai kedengkian spesial dengan 2 putrinya, yakni Suesano serta Sheila.
Knorr cemburu sebab gadis itu tumbuh jadi wanita muda sedang dianya makin tua serta makin tidak menarik.
Sedang anak lelaki Knorr terus disiksa sambil diajari untuk menganiaya saudara wanita mereka.
Knorr membunuh putri pertama kalinya di tahun 1983. Dia berkelahi hebat dengan Suesano serta tembak memakai pistol kelas 22, pas di dada anaknya.
Knorr menampik untuk cari pertolongan klinis serta Suesano didiamkan mati di bak mandi keluarga. Namun Suesano selamat, sesudah Knorr merawatnya sampai pulih.
Di tahun 1984, Suesano yang ingin berpindah dari rumah dibolehkan oleh ibunya dengan ketentuan Knorr diperkenankan untuk melepas peluru dari dadanya.
Namun, Knorr tidak berhasil serta berlangsung infeksi hebat. Kulit Suesano jadi kuning serta terbujur kritis di lantai.
Selanjutnya, Knorr mengatakan ke anak-anaknya jika Suesano kerasukan setan serta hanya satu langkah bersihkan iblis ialah dibakar.
Knorr serta anak-anaknya bawa badan Suesano yang telah kritis ke Sierra Nevada, di pinggir jalan Interstate 80, membaringkannya, tuangkan bensin ke badannya, serta membakarnya hidup-hidup.
Sedang korban ke-2 Knoor ialah putri kedua-duanya namanya Sheila. Di tahun 1985, Sheila diminta ibunya menjadi pelacur.
Namun ibunya emosi besar sesudah mendakwa Sheila menyebarkan Penyakit Menyebar Seksual (PMS) lewat dudukan toilet rumah.
Sheila dianiaya serta digembok di almari. Dia wafat karena dehidrasi serta kelaparan beberapa waktu setelah itu. Badannya lalu dimasukkan pada kardus serta dibuang di pinggir jalan.
Anak wanita yang lain, Terry, selamat dari siksa ibunya. Awalnya Knorr memerintah Terry untuk membakar apartemen keluarga di Houston untuk merusak bukti yang menyertakan dianya atas kematian Sheila. Namun, Terry sukses lari dari rumah.
Knorr serta putranya diamankan di 1993 saat Terry mengontak faksi berkuasa sesudah melihat adegan America's Most Wanted, menurut interviu dianya dalam acara Cold Kasus Files.
Di tanggal 15 Desember 1993, Knorr dituduh dengan 2 tuduhan pembunuhan, 2 tuduhan konspirasi untuk lakukan pembunuhan serta 2 tuduhan situasi spesial: pembunuhan ganda serta pembunuhan dengan penganiayaan.
Knorr awalannya akui tidak bersalah, tapi saat ia mengenali jika salah satunya putranya putuskan untuk bersaksi menantangnya, diakuinya bersalah atas seluruhnya dakwaan untuk hindari hukuman mati.
Di 17 Oktober 1995, dia dijatuhkan hukuman 2 hukuman sepanjang umur. Ia akan penuhi ketentuan untuk pembebasan bersyarat di tahun 2027.
0 komentar:
Posting Komentar