Selasa, 27 Oktober 2020

Kartel Kolombia Bunuh Orang yang Mushalla Lockdown Covid-19

Kartel Kolombia Bunuh Orang yang Mushalla Lockdown Covid-19

ZONAKONSPIRASI- Kartel Kolombia Bunuh Orang yang Mushalla Lockdown Covid-19. Barisan membawa senjata ilegal, terhitung kartel, di Kolombia disampaikan mengaplikasikan lockdown ketat untuk mencegah Covid-19 di daerah yang mereka kuasai.

Berdasar laporan yang dikeluarkan Human Rights Watch (HRW), mereka memberikan ancaman bahkan juga membunuh orang yang tidak patuhi ketentuan.

Dalam beberapa bulan akhir, minimal ada 9 orang yang dibunuh sama geng kriminil itu, baik sebab menyalahi atau terus-terang melawan.

Simak juga: Aplikasikan Lockdown untuk Hindari Covid-19, Wali Kota Meksiko Ditembak Mati Geng Kriminil

Edison Leon, salah seorang pimpinan komune ditempat, dibunuh ke Juni lalu sesudah mengirim surat peringatan ke pemerintahan.

Dalam suratnya, Leon mengingatkan ada barisan namanya La Mafia yang memaksain pos kontrol ke masyarakat atau tenaga medis di region Putumayo.

"Saya tidak punya niat untuk mengirim orang ke kematian," catat Leon. Beberapa waktu selanjutnya, barisan itu membunuhnya.

Sampai Rabu malam waktu ditempat (15/7/2020), masalah Covid-19 di Kolombia telah capai 165.169 dengan 5.814 korban wafat.

Di kota dermaga namanya Tumaco, yang disebutkan adalah salah satunya tempat beresiko di negara itu, geng kriminil larang masyarakat untuk memancing.

Dikutip Daily Mail Kamis (16/7/2020), mereka bahkan juga mengaplikasikan jam malam jam 17.00. Semakin lebih ketat dari yang difungsikan pemerintahan.

Jose Miguel Vivanco, Direktur Amerika HRW menjelaskan, hukuman keras dari kartel atau geng itu mengarah wilayah miskin atau terpencil.

"Tiap orang yang ada di wilayah itu terancam terserang, bahkan juga harus kehilangan nyawanya bila tinggalkan rumah," jelas Vivanco.

Ia menerangkan group itu berisi bekas pemberontak dari Revolutionary Armed Forces of Colombia serta Pasukan Pembebasan Nasional.

Dalam pandangan Vivanco, barisan itu tidak cuman pengin raih legalitas sekalian amankan dampak. Dan juga ketakutan akan virus corona.

Banyak di wilayah pedesaan di mana group itu bekerja tidak memiliki perlengkapan seperti ventilator untuk menjaga pasien virus corona.

"Jelas ada ketakutan jika pandemi ini dapat menulari mereka," jelas Vivanco. Apa lagi kecuali wabah, Kolombia dihajar rumor lain.

ANTARA FOTO/REUTERS/NATHALIA ANG Masyarakat yang tempati tempat tidur sesaat istirahat di Lapangan terbang Internasional El Dorado beberapa saat sesudah pemerintahan Kolombia memerintah 19 hari isolasi teritori selaku usaha menghalangi penyebaran virus corona (COVID-19), di Bogota, Kolumbia, Selasa (24/3/2020).

Salah satunya produksi masif koka, perdagangan narkoba, atau pembunuhan pimpinan sosial atau bekas gerilyawan pasca-penandatanganan kesepakatan 2016.

Pengangguran di negara Amerika Latin itu sekarang capai 21 %, dengan diperkirakan 4,7 juta orang bakal menjadi orang miskin baru di akhir 2020.

Dalam interograsinya, HRW mendapati jika barisan membawa senjata ilegal menetapkan ketentuan mencegah Covid-19 di 11 dari 32 region.

Peringatan itu selanjutnya dikatakan ke masyarakat baik lewat brosur atau pesan WhatsApp. Seperti salah satunya pimpinan warga di Putumayo.

Ke The Guardian pada keadaan anonim, ia mengutarakan beberapa penjahat itu mengakui "mau tak mau membunuh orang untuk selamatkan nyawa lainnya.

Disamping itu, mereka mengatakan jika cuman masyarakat yang kerja di toko makanan, toko roti, atau apotek yang dibolehkan keluar.

Dalam salah satunya masalah, 3 masyarakat sipil ditembak mati serta 4 yang lain terluka di teritori barat daya sebab didapati di taman.

Selanjutnya 1 masalah yang lain,2 migran asal Venezuela meninggal sama barisan itu sesudah mereka diketahui minum alkohol di toko service hp.

Cuman dalam waktu cepat saja, baik beskal atau karyawan kemanusiaan langsung pahami jika mereka dibunuh sebab menyalahi ketentuan lockdown.

Beberapa karyawan kemanusiaan menekan pemerintahan supaya membuat perlindungan masyarakat sipil, serta jamin akses pada kesehatan, makanan, serta air.

Penyebabnya bila lockdown yang diaplikasikan pemerintahan masih jamin masyarakat untuk berobat, di wilayah yang didominasi barisan kriminil, jangan berharap hal tersebut berlangsung.

"Penyimpangan kontrol sosial ini memperlihatkan ketidakberhasilan pemerintahan datang di tempat terpencil, terhitung membuat perlindungan masyarakat riskan," tutur Vivanco.

UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com