Kamis, 15 Oktober 2020

Ini Langkah Yahudi Kuasai Dunia

Ini Langkah Yahudi Kuasai Dunia

ZONAKONSPIRASI- Ini Langkah Yahudi Kuasai Dunia. Riba ialah sumber kerusakan di dunia ini. Anehnya riba makin terkenal serta kuat mencengkram kita. Lewat Bank Sentra, riba masuk di kantong serta dompet kita berbentuk uang kertas serta uang digital (fiat money). Riba ialah dosa besar sesudah syirik serta durhaka ke orangtua, dosa teringan dari aktor riba sama dengan dosa barzina ke orangtua!

Berabad lalu, beberapa banco (rentenir Yahudi) sudah mengenalkan riba yang terselubung dalam beberapa modus, hingga sebagian besar umat Islam sekarang hampir tidak mengenal lagi bentuk serta bentuk riba yang semakin mewabah. 4 belas era lampau, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam sudah bersabda:

"Benar-benar akan tiba ke manusia, pada saat itu tidak ada seorang juga dari mereka tetapi makan riba. Bila tidak mengonsumsi riba, dia akan terserang debunya." (HR. Abu Daud, Mishkat – serta Ibnu Majah).

Antara riba yang terselubung ialah bank yang memiliki label syariah, pasar saham syariah, uang kertas, sampai kartu credit syariah. Tetapi riba yang sangat beresiko tetapi terkenal hingga dia ada pada pegangan manusia ialah uang kertas.

Uang kertas disaksikan dari sisi fiqih, telah jelas biangnya riba, dia memiliki kandungan sekalian 2 tipe riba, yakni riba al-fadl serta an-nasiah, riba uang kertas tidak akan didapati dalam modus riba tipe lain.

Riba al-fadl ialah kelebihan (surplus) yang didapatnya lewat pembuatan nominal uang di atas kertas, dengan angka harga yang diputuskan itu jauh di atas nilai intrinsiknya (harga bendanya).

Contohnya uang Rp.100.000,- ongkos intrinsiknya Rp.266,-/helai, karena itu keunggulannya ialah Rp.99.734. Berikut yang disebutkan riba tafadul (riba yang dipastikan) atau disebutkan Seigniorge.

Serta riba an-nasiah berlangsung sebab penangguhan pembayaran akhibat penumpukan uang (emas-perak) oleh bank sentra di tiap negara. Ini mengakibatkan neraca credit berjalan antar bilyet memaksakan diputuskannya bunga atas penangguhan waktu untuk kliring, yang disebutkan layanan persewaan uang atau interest. (Sumber: Dokumen Peruri dan BI, Majalah Tempo, 25 Maret 2007).

Transisi uang kertas dengan beberapa barang serta layanan adalah transisi suatu hal yang ghaib dengan suatu hal yang riil. Uang kertas disebutkan ghaib sebab di hakekatnya uang kertas ini ialah banknote, yakni surat janji (catatan) dari bank yang menerbitkannya serta disebutkan bilyet. Nota ini adalah dayn atau hutang, walau sebenarnya hutang di bilyet (banknote) itu tidak jelas ke siapa diperuntukkannya? Serta kapan dibayarnya?

Uang kertas datang melalui penipuan beberapa bankir semenjak era ke-17 masehi, yang mendompleng penjajahan bangsa Eropa pada bangsa lain, yang terkenal disebutkan imperialisme.

Bukti jika uang kertas itu tidak bernilai benar-benar, contohnya Rp.100.000,-, sobek jadi 3 serpihan atau bisa lebih, karena itu musnahlah sichir serta janji di bilyet itu! Sebab Bank Sentra menampik penukaran uang kertas yang termultilasi bertambah dari 2 sisi.

Serta Bank Sentra perlakukan uang kertas sesuai dengan periode berfungsinya, hingga seorang yang telat menukarkan uang kertas lama jadi uang kertas baru, akan kehilangan assetnya yang ada di uang kertas itu.

Supremasi Yahudi

Bagaimana mereka lakukan ini? Simpel. Pertama kali, mereka kuasai saham Bank Sentra, lalu mereka mengawali laganya. Sebutkanlah uang yang tersebar dalam suatu negara ialah 5 miliar riyal, selanjutnya Bank Sentra mengeluarkan 15 miliar riyal baru yang disebarkan berbentuk utang pembangunan.

Karena itu jumlah uang yang tersebar jadi 20 miliar riyal, ini akan lemahkan daya membeli dari lima miliar riyal di warga awalnya, sebab nilainya tinggal 25% dari perekonomian.

Berikut yang disebutkan inflasi. Lalu harga-harga naik, contohnya: sebelumnya 1 riyal = 1 kg kurma, dengan inflasi barusan sekarang 1 riyal = 1/4 kg kurma. Dengan begitu Bank Sentra mengatur 75 % dari perputaran uang di negara itu. Tetapi ini baru step I.

Sebab nilai uangnya turun, karena itu pebisnis kembali pada bank untuk ajukan utang baru untuk tambahan modal, karena biaya produksi jadi mahal. Golongan pekerja tuntut peningkatan gaji agar hidup pantas, sebab naiknya harga-harga.

Waktu Bank Sentra cukup senang dengan tingkat hutang di warga, mereka mulai mengetatkan supply uang dengan menyulitkan utang serta meningkatkan suku bunga. Uang yang tersebar malah terhisap kembali pada Bank Sentra, sebab suku bunga deposito yang menarik.

Kehidupan ekonomi berasa susah untuk golongan miskin, karena uang susah didapat, demikian menmemperoleh uang daya belinya rendah. Beberapa masyarakat sangat terpaksa cari uang tambahan agar beli keperluan mereka, golongan pekerja kerja lembur, serta lainnya usaha sambilan. Hidup mereka diforsir untuk cari uang. Ini step II.

Step III, beberapa bankir duduk manis serta menanti beberapa debitur tidak berhasil bayar serta pailit. Ini akan memberikan peluang ke bank untuk mengambil alih kekayaan riil, usaha, property dan lain-lain, dengan bayar harga terjangkau melalui credit macet.

Dengan begitu Bank Sentra bisa raih untung, walau awalnya mereka sudah kuasai 75 % perekonomian melalui inflasi uang. Pabrik serta usaha jadi lesu, beberapa pekerja di PHK, ibu-ibu mengagunkan emas perhiasan mereka untuk tetap bertahan hidup serta bea pesantren anaknya.

Asset warga terus terhisap ke bank. Bahkan juga emas perak harus diekpor ke luar negeri sesuai dengan keinginan beberapa bankir (baca: Golongan Yahudi).

Kemudian mereka mulai kuasai industri penting, sumber daya alam, tanah, property serta mass media. Pemilik saham Bank Sentra negara ini selanjutnya berkomplot dengan rekanan mereka sama-sama Yahudi di pasar valuta asing (Valas).

Konspirasi ini untuk merontokan nilai uang kertas riyal negara Islam itu. Mengapa? Karena sulthan sudah lancang menegakkan syariat Islam dengan kaffah, dengan cetak nuqud nabawi dinar dirham untuk wasilah muamalah rakyatnya. Tentunya Iblis murka dong.

Beberapa pabrik dibikin seolah-olah bangkrut, harga-harga kembali lagi melesat, bisnis-bisnis berpindah ke luar negeri, pengangguran kembali lagi ramai serta kriminil menjalar, rakyatpun cemas.

Dulu mereka mengharamkan demokrasi ditambah lagi turun ke jalan, tetapi kritis ekonomi sudah beralih menjadi kritis sosial serta kritis keyakinan khalayak. Seluruh orang mempersalahkan sulthan sebab menegakkan Islam dengan betul.

Mass media mulai mencela pemerintahan, LSM nasionalis menunjuk sulthan begitu niaf serta tertinggal era, bahkan juga sulthan mulai dihubung-hubungkan dengan Osama bin Laden, sebab saling Islam esensial.

Islam kaffah era Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam jangan diaplikasikan di era kekinian ini.Gagalkan nuqud nabawi saat ini! Zakat serta muamalah cukup dibayarkan dengan riyal kertas. Demikian kurang lebih tulisan di spanduk-spanduk pendemonstrasi.

Demonstrasi beralih menjadi huru-hara. Dunia Internasional mencela sulthan, ulama cemas serta menekan sulthan untuk mengalah, seandainya Islam didiamkan hidup, walau cuman diseputar masjid saja. "Beribadah teratur dan tuntut pengetahuan saja ya, jangan diaplikasikan saat ini, nantikan khilafah tegak dahulu, baru Islam bisa kaffah deh" Kata investor Yahudi memberi tahu sulthan.

Pertanyaan: Apa Riba bisa jadi halal dengan terbitnya Undang-undang? Apa yang Haram jadi Halal karena hanya sebagian besar manusia sudah memakai barang Haram itu?

Apa resmi posisi genting Anda saat Pemerintahan RI sudah memperkenankan dinar dirham tersebar semenjak tahun 2000, sesaat ceramah tentang uang kertas = riba sudah di depan anda? Jawabnya cukup dalam hati Anda saja.

UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com