Jumat, 31 Juli 2020

Termakan Teori Konspirasi, Banyak Masyarakat Australia Malas Diuji COVID-19

ZONAKONSPIRASI-Termakan Teori Konspirasi, Banyak Masyarakat Australia Malas Diuji COVID-19. Melbourne melakukan tes virus corona besar untuk mengatur masalah penyebaran yang baru berlangsung dalam beberapa waktu paling akhir. Tapi di sosial media, kenaikan jumlah tes dibarengi dengan bertambahnya info yang salah serta teori konspirasi masalah keamanan mekanisme tes COVID-19. Dalam beberapa upload disebut tipe tes COVID-19 yang dilaksanakan sekarang ini tidak bisa mengetahui virus serta justru disebutkan beresiko. Beberapa content dari Facebook serta Instagram yang diantar ke ABC berkaitan dengan tes COVID-19 yang diketahui untuk tes polimerase, atau PCR.

Tes-tes ini mengetahui kehadiran virus SARS-CoV-2 melalui cara 'swab' yang dimasukkan pada satu atau ke-2 lubang hidung atau ke sisi belakang tenggorokan. Di Victoria, Jubir untuk Departemen Kesehatan (DHHS) menjelaskan sekitar 1.068.000 tes COVID-19 sudah diolah sampai ini hari. "Yang dilaksanakan di Victoria ialah tes PCR, salah satunya langkah yang umumnya dilaksanakan untuk mengetahui virus corona," tuturnya.

"Tes ini dipandang seperti tes yang sangat biasa dihandalkan serta dengan teratur dicheck efisiensinya untuk sisi dari studi validasi di laboratorium."

Tetapi ada banyak orang yang menampik diuji di waktu berlangsung kenaikan masalah penyebaran di sejumlah daerah di Australia. Belum jelas apa sebab info yang keliru itu mengakibatkan mereka yang sempat jalani karantina di hotel atau di daerah lockdown di Victoria menampik diuji.

Minggu kemarin, Menteri Kesehatan Negara Sisi Victoria, Jenny Mikakos, menyambungkan penampikan diuji dengan teori konspirasi yang dipercayai masyarakat. Tetapi, Jubir DHHS terakhir menjelaskan pada situs 'The Guardian' bila teori konspirasi bukan jadi fakta kenapa ada masyarakat yang menampik diuji. "Beberapa orang sudah menampik tes sebab fakta-alasan seperti tidak ingin di-swab lewat lubang hidungnya serta lebih pilih tes air liur, sebab masalah bahasa, yang sedang berupaya ditangani team kali," kata jubir DHHS.

'Menebarkan rasa takut'

Seorang masyarakat Australia, David Sommerville berasa frustrasi waktu lihat beberapa orang menebarkan info yang keliru mengenai tes virus corona di Facebook. Dia cemas bila ketidaktahuan mengenai tes akan turunkan tingkat pengetesan, hingga membuat orang beresiko sakit, serta wafat. "Saya lihat rekan serta kenalan bagikan info palsu yang membuat risau, walau sebenarnya beberapa salah satunya pasti dilaksanakan di Amerika sebab memakai arti seperti Q-tips," kata David. Artikel yang memiliki kandungan info yang keliru itu sudah dibaca oleh beberapa puluh ribu orang serta mengakibatkan kebimbangan tidak berdasarkan masalah efisiensi tes PCR.

Data dari perusahaan analisa sosial media BuzzSumo memperlihatkan 5 dari 10 content situs berkaitan pengetesan dalam sebulan paling akhir, yang terbanyak menarik pembaca ialah artikel yang dengan cara salah mengatakan penemu PCR, juara hadiah Nobel Kary Mullis, menyanggah tes ini bisa dengan cara efisien mengetahui virus menyebar.

Colin Klein dari Australian National University sudah mempelajari bagaimana teori konspirasi menebar di dunia online. Dia menjelaskan, logis ada kelompok-kelompok yang menyangsikan kesungguhan COVID-19 berkaitan dengan teori konspirasi. "Meraka telah terlebih dulu yakini hal ini," kata Dr Klein. "Saya memandang sisi pokok dari beberapa teori konspirasi ialah: tidak saja kamu sedang dibohong, tapi ada suatu hal yang diselinapkan."

"Saya memandang sisi pokok dari beberapa teori konspirasi ialah: tidak saja kamu sedang dibohong, tapi ada suatu hal yang diselinapkan."

Versus lain dari info yang keliru serta tersebar dalam Group Facebook Teori Konspirasi Australia ialah klaim bila tes PCR bisa "merusak penghambat darah di otak" serta biarkan "bakteri serta toksin lain masuk di otak Anda serta mengontaminasi jaringan otak hingga bisa mengakibatkan infeksi serta terkadang kematian ". Posting itu sudah diikuti untuk info palsu oleh Facebook serta dibantah oleh team Pemeriksa Bukti Associated Press, yang memperjelas bila cara 'swab' tidak sentuh penghambat darah-otak.

Berdasar data Crowdtangle, link itu sudah diberikan oleh beberapa puluh halaman Facebook yang berkaitan dengan teori anti-vaksinasi serta konspirasi QANON, dengan nyaris 200.000 penganut.

Beberapa orang yang yakin pada konspirasi dimotivasi oleh tidak percaya pada pemerintah serta berasa percaya bila mereka telah ditipu, kata Dr Klein, hingga teori yang mereka bikin pun tidak persisten. Fakta beberapa orang menampik diuji Kenaikan info yang keliru ini berlangsung saat Australia hadapi tingginya kembali lagi penyebaran virus corona di negara sisi Victoria serta di waktu pemerintah menggerakkan masyarakat untuk diuji Jane Williams, seorang periset dari Sydney Health Ethics di University of Sydney, belakangan ini menulis dalam The Conversation mengenai kenapa orang kemungkinan menampik diuji COVID-19. Ia menjelaskan masih kurang tahu motivasi dari mereka yang hindari tes, apa mereka berasa ketidaktahuan, ketakutan atau permasalahan keuangan, serta sekarang ini kita tidak bisa menghitung apa kekeliruan info online berefek pada ketetapan itu.

Dr Williams menjelaskan, sebaiknya lihat masalah penampikan vaksinasi untuk perbandingan. "Info yang keliru menggerakkan sebagian orang tidak untuk lakukan vaksinasi, tapi beberapa dari mereka yang tidak divaksinasi bukan lantaran keyakinan, tetapi unsur kepraktisan," tuturnya, seperti keringanan serta ongkos akses.

Beberapa group di Facebook yang bagikan info salah masalah pengetesan mempunyai reputasi menyebutkan virus itu untuk hoax, dan menebarkan teori konspirasi dibalik ketentuan jarak sosial serta 'lockdown'.

Periset dari University of Melbourne George Buchanan sudah memperhatikan dialog online mengenai COVID-19 pada basis seperti YouTube serta Twitter. Dalam beberapa minggu paling akhir, dia sudah memperhatikan bertambahnya kecemasan mengenai tes yang ditebarkan di sosial media. Sebagian orang menebarkan kecemasan mengenai efek fisik sesudah diuji. Pada umumnya, dia memperhatikan upload anti-tes beberapa berasal di luar negeri, tidak dari Australia.

"Banyak barisan anti-tes tiba dari beberapa orang yang memperdebatkan satu diantara dua hal: di antara 'kondisi ini tidak betul-betul terjadi' serta 'mengapa harus diuji jika tak perlu?'" tuturnya. "Atau, ada beberapa orang yang mengakui jika tenaga kesehatan serta politikus melebih-lebihkan [situasi] untuk bikin orang takut."
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com