Minggu, 05 Juli 2020

Mirakel ular dalam sarung bantal pada malam Valentine

ZONAKONSPIRASI- Mirakel ular dalam sarung bantal pada malam Valentine. Faksi berkuasa di Inggris masih cari aktor yang tinggalkan 29 ular langka di sarung bantal di Sunderland pada Februari yang lalu, tetapi masalah ini sudah membuat kesemua orang bingung. Berikut laporan Chris Stokel-Walker.

Malam sebelum hari Valentine, petugas pemadam kebakaran di pos stasiun pemadam kebakaran Farringdon, Sunderland, terima pekerjaan tidak biasa.

Tempat insiden dalam tempat sampah di belakang pos pemadam kebakaran. Ada yang menggeliat di sarung bantal bergambar tokoh kartun Buzz Lightyear.

Saat dibuka, mereka mendapatkan 13 ekor ular piton royal. Panjangnya di antara 60cm sampai 120cm.

Tubuh perlindungan hewan RSPCA selekasnya dikontak. Petugas selanjutnya merasakan ular-ular itu kedinginan serta kecapekan. Mereka juga selekasnya menghangatkannya.

Esok harinya, tanggal 14 Februari, seorang dokter hewan ditempat mengecek ular-ular itu serta mengatakan mereka pada kondisi sehat terkecuali satu ekor, yang mati selang beberapa saat.

Lalu inspektur RSPCA Trevor Walker diharap mengatasi masalah ini. Ular-ular itu perlu dipindah ke kandang spesial punya RSPCA di Yorkshire, serta Walker ajukan diri mengalihkan mereka dengan mobil Volvo-nya.

"Ada 12 kantong ular, semasing didalamnya seekor. Mereka berada di bagasi mobil, hangat serta nyaman," tuturnya.

Setelah mengantarkan ular-ular itu, Walker meneruskan harinya dengan kepentingan keluarga. Tetapi satu pemberitahuan masuk dalam iPad kepunyaannya.

Sekumpulan ular dibiarkan lagi dalam tempat yang sama. Kesempatan ini ada seekor piton royal serta 15 ular jagung, semacam ular belang tidak berbisa, yang dibiarkan di dua sarung bantal berwarna merah jambu.

"Ini buat orang takut sekaligus juga terkejut," kata Alec Wood dari barisan penggemar reptil North East Reptile Rescue, yang umum memuat reptil peliharaan yang tidak dapat lagi dirawat pemiliknya.

"Itu aksi kejam pada hewan, serta tidak ada yang ingin itu berlangsung pada hewan apa saja. Ini dapat membuat beberapa penggemar reptil nampak jelek," tuturnya.

Dua penemuan ini mendapatkan perhatian media lokal serta nasional.

"Tidak umum kita lihat jumlah ular sekitar ini," kata Walker.

"Kadang memang benar ada ular yang lari dari kandang mereka. Tetapi untuk jumlah sekitar ini, kemungkinan ini berkaitan dengan perdagangan, kemungkinan aslinya dari toko hewan," sambungnya. 

"Bila ya, kenapa toko hewan telantarkan hewan-hewan yang nilainya besar ini?" tuturnya.

Penyidikan RSPCA bersambung, sekalinya mereka kesusahan sebab tidak ada rekaman CCTV untuk wilayah itu.

Barisan penyayang binatang PETA tawarkan uang £2.500 (seputar Rp50 juta) untuk info mengenai siapa yang tinggalkan ular-ular itu.

"Dibutuhkan kekejaman serta tiadanya empati untuk buang demikian saja ular-ular itu," kata Direktur PETA Elisa Allen.

Diprediksikan ada 400.000 ular peliharaan di semua Inggris Raya, serta ongkos perawatan piton royal serta ular jagung mahal.

RSPCA mereferensikan kandang atau vivarium yang terpisah, yang lumayan besar buat hewan-hewan itu untuk meregangkan tubuh, serta satu sisinya semakin hangat dibanding lainnya.

Ruangan penyimpanan harus ada ventilasi, tetapi tingkat kelembapan harus ditata dengan berhati-hati untuk menyamakan situasi di Afrika Barat, tempat asal piton. Untuk ular jagung, situasi ruangan harus seperti padang semak Amerika yang kering.

"Perlu uang banyak untuk pelihara ular-ular semacam ini," kata Walker. "Benar-benar tidak umum buang mereka demikian saja".

Ahli perawat ular Alec Wood setuju dengan ketidaklaziman itu.

"Bila ada yang coba buang koleksi sekitar itu, orang akan selekasnya tahu," kata Alec. "Bila bicara dengan komune pemelihara reptil di seputar sini, atau pada toko hewan, tidak sempat terdengar ada yang punya niat buang koleksi sekitar itu".

Tuturnya, beberapa piton royal yang diketemukan itu adalah tipe yang warna serta alurnya (diketahui untuk morph) langka. Diantaranya ialah morph laba-laba dengan warna kuning serta garis hitam yang halus.

"Ini tipe yang benar-benar mahal. Minimal dahulu demikian," kata Alec Wood.

Dengan ini, menurut Wood, bukan pemiliknya yang buang ular-ular ini. Kemungkinan berlangsung satu tragedi seumpama perpecahan rumah tangga atau kematian tiba-tiba hingga orang yang dibiarkan warisan ini tidak paham ular-ular ini ingin diapakan.

"Bila situasi kita beralih setiap saat, kita tidak punyai cukup waktu untuk singkirkan koleksi sebesar itu secara normal," tuturnya.

Chris Newman dari Pusat Kesejahteraan Reptil Nasional (NCRW), di Kent, sepakat jika munculnya mendadak ular-ular itu benar-benar aneh.

Beberapa pemelihara ular sama-sama berkaitan erat keduanya. Karena itu mereka semestinya tahu ular-ular itu punya siapa.

Disamping itu, ada yang ganjil dalam pandangannya. "Pada umumnya, orang yang menyukai ular jagung cuma pelihara ular jagung saja. Yang menyukai piton, akan menjaga piton saja".

Dengan fakta ini, dia berprasangka buruk ada usaha jelek untuk menyengaja menodai rekam jejak komune penggemar reptil.

"Reptil tetap menarik banyak perhatian negatif dari barisan perlindungan hak hewan, serta tidak dapat dihindarkan untuk memikir ada suatu hal dibalik ini," tuturnya.

"Bila maksudnya ialah menarik publisitas, karena itu buang ular-ular itu cara yang sukses," tuturnya.

Tetapi siapa yang punya niat lakukan hal semacam itu. Newman mengatakan dia tidak tahu.

Alec Wood menjelaskan ada yang berasa tidak nyaman dengan keterkaitan RSPCA di sini, sebab ada bukti historis penampikan mereka pada perawatan hewan eksotik, termasuk juga ular.

Saat pengaturan undang-undang kesejahteraan hewan, Animal Welfare Act, yang mengendalikan perawatan hewan pada awal tahun 2000-an, ada kampanye untuk larang perawatan reptil. Usaha itu tidak berhasil, tetapi beberapa penyayang ular masih ingat kampanye itu. 

Hak atas fotoRSPCA


Petugas jalinan media RSPCA menjelaskan ada kesalahan pandangan beberapa penyayang reptil jika organisasinya melawan perawatan hewan. Faktanya, menurut dia, RSPCA keluarkan info perawatan untuk menolong pemilik langkah paling baik menjaga hewan peliharaan mereka.

Disamping itu PETA menjawab sangkaan jika barisan pembela hak hewan buang 29 ekor ular itu: "Tolong ketahui jika PETA benar-benar menghargai serta membuat perlindungan ular. Mengatakan kami lakukan hal semacam itu ialah penghinaan".

Disamping itu RSPCA terus lakukan penyidikan. "Kami minta pada siapa saja yang lihat hal yang meresahkan berlangsung pada dua malam itu, terutamanya jika mereka lihat ada kendaraan di tempat itu," kata Trevor Walker.

Menurut dia, telah ada "dua panduan" berkaitan mirakel ini, tapi Walker tidak siap menyebutkannya.

Selama ini, kata Walker, polisi belum dikontak untuk diminta pertolongan.
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com