Minggu, 12 April 2020

Waktu Depan Manusia Sesudah Cornoa Virus

ZONAKONSPIRASI- Risalah ini berupaya menyatukan beberapa pendekatan dalam wawasan berpikir, yang dialamatkan untuk memapas virus ketakutan ditengah-tengah warga Indonesia dan mudah-mudahan masyarakat dunia. Sesudah berbulan lamanya kita hidup dalam kepungan epidemik atau pagebluk dalam bahasa orang bahari, ada banyak hal yang menarik untuk dilihat. 

 Lihatlah bagaimana China sebagai pertama kali kedatangan Corona (baca: Covid-19), dibikin tunggang langgang, kerja keras siang-malam, dihujat sana-sini, dikambinghitamkan, dan tampil untuk kampiun. Kebalikannya dengan Amerika musuh bebuyutannya, yang mendaku untuk negara adidaya, serta ternyata langsung set bundas dihajar makhluk tidak kasat mata. Beberapa ribu orang disana, mati dalam sehari. Karena tidak punyai pilihan, akhirnya Paman Sam sangat terpaksa mengemis pada Negeri Gorden Bambu untuk menangani epidemi global ini. 

Satu teori konspirasi yang menjelaskan Amerika untuk biang kerok kelahiran Corona, patah arang. Tetapi ternyata ada teori lain. Bunyinya, golongan elite global yang mengatur Amerika lah penanggungjawab ini semua. Anda dapat mencarinya lewat pemberitan media nasional atau asing beberapa tempo lalu—terutama saat Indonesia mulai kalang kabut. Ujug-ujug datanglah penawaran hutang dari Bank Dunia, yang tuturnya untuk hadapi epidemi yang semakin lebih buruk. 

Apa sich yang sebetulnya lebih buruk? Silahkan kita tilik data yang ada. Sepanjang medio-Februari-Maret 2020, Corona sudah mengambil 14. 687 korban jiwa. Tetapi waktu bertepatan, ada 69. 602 orang wafat karena flu biasa ; 140. 584 basmi terserang malaria ; 153. 696 yang bunuh diri ; 193. 479 meninggal kecelakaan di jalan raya ; 240. 950 terkena HIV ; 358. 471 korban alkohol ; 716. 498 karena merokok ; serta 1. 177. 141 yang meninggal dunia terserang kanker. Jadi apa yang selanjutnya akan dibuat dari cemas global saat ini? Siapa yang meniupkannya? 

Teori lain dari mazhab konspirasi menengarainya hadir dari golongan Bankster (banker gengster). Perlu rekanan pembaca kenali, semua mass media bertaraf besar, ada di bawah kendali mereka lama. Karena itu jadi hal gampang membawa publik untuk masuk ke jurang ketakutan, serta baru dapat keluar bila diselamatkan secara mereka tetapkan. Ditambah lagi jika bukan lewat hutang serta semua turunannya. 

Skrip cemas global yang sekarang berdengung dimana saja, sukses menimbulkan kericuhan serta keputusasaan. Sesuai dengan rumusannya, orang yang cemas semakin lebih gampang diakali oleh faksi yang dari pertama sudah berencana jadwal itu. Tedros Adhanom Ghebreyeus, Sekjen World Health Organization (WHO) sekarang, mendadak mendesak habis-habisan negara terkena virus Sars Cov-2 untuk selekasnya memutuskan status responsif genting atas epidemi global. Walau sebenarnya kondisi responsif genting atas epidemi global jelas dibuat-buat. Status itu cuma kemungkinan diaplikasikan bila serta cuma bila, tingkat kematian karena infeksi sudah sampai angka lebih dari 12%. 

Apa Tedros untuk peniup pluit punyai jadwal terselubung dibalik kondisi cemas dunia, Cak? 

Pada 19-25 September 2019. Berada di New York, satu aliansi yang namanya ID2020 yang disponsori World Economic Komunitas, membuat Pertemuan Tingkat Tinggi mengenai Efek Pembangunan Berkepanjangan bertopik: "Rising to the Good ID Challenge. " Hasil pertemuan itu kembali lagi dimatangkan di Davos, Swiss pada Januari 2020. ID2020 setuju akan keluarkan pelantar jati diri digital ke seluruh dunia. Bangladesh, sudah dipilih untuk negara pelopor yang akan mengaplikasikan program itu di tahun ini. 

Waktu WHO keluarkan status genting epidemi global, apa kurang lebih yang kemungkinan dilaksanakan untuk penangkalnya? Jelas usaha vaksinasi global. Project ini akan berbentuk memaksakan pada kesemua orang sebab status genting daruratnya. Masih ingat dengan perjuangan Siti Fadilah Supari yang heroik itu saat menantang project NAMRU-2? Sampai di sini mudah-mudahan Anda mafhum. 

Bertepatan dengan proses vaksinasi itu, chip nano disuntikkan pada badan manusia—yang nantinya dipakai untuk pemberi tanda digital dengan skema biometrik. Maksudnya jelas, mengatur data pribadi orang di seantero dunia, serta monopoli uang digital yang semua akan tersambung lewat digital ID barusan. Tidak bingung jika Dr. Tadros melalui WHO, jauh hari telah mengumandangkan ajakan pemakaian uang digital untuk alternatif uang konservatif. Sebab, "pemakaian uang (khususnya kertas) bisa tingkatkan penebaran virus Corona, " demikian celotehnya. Mata uang ini jelas ditujukan untuk mengubah dollar yang telah mulai rapuh. 

Lalu apa manfaatnya kita mengulas itu. Sesaat memang tidak begitu penting. Tetapi anasir yang ke arah kesana, gampang sekali dibuktikan. Walau begitu, tulisan ini bukanlah sedang ditempatkan ke arah itu. Kami cuma sedang berupaya konsentrasi pada langkah taktiks yang dapat kita menempuh buat hadapi skrip jaman baru yang gerbangnya telah mulai terbuka. Politik memang tidak sempat berpikir mengenai korban kemanusiaan! Tetapi kita tidak bisa biarkan kejahatan semacam itu menjalar dari muka bumi. 

Dunia yang Bersalin Rupa 

Untuk Muslim yang baik, pasti kita telah saling tahu jika dibalik kesusahan ada keringanan, sesudah keringanan ada kesusahan. Sabar, tawakal, jangan takut serta berduka, dan masih berdoa serta usaha, ialah senjata terakhir yang kita punyai. Belum juga khazanah warisan leluhur yang masih tetap ada sampai sekarang. Sebutlah saja gotong-royong, tepo seliro, mangan ora mangan asal kumpul, mudah sama dijinjing berat sama dipikul. Semuanya dapat kita pakai untuk pundak membahu selamatkan kehidupan bernegara. 

Tetapi lihatlah lebih saksama keadaan dunia kita saat ini. Minimal, selesai Corona mereda paling lamban awal tahun 2021 dalam rasio global, ada empat hal yang telah mulai berjalan dari sejak saat ini, yakni: deindustrialisasi, definansialisasi, diskoneksi fisik, serta pelokalan global. Sejumlah besar industri manufaktur telah mematikan mesinnya sejak dari tiga bulan paling akhir. Efeknya, pergerakan ekonomi juga terancam terjun bebas di titik nadir. Diskoneksi fisik karena penjarakan sosial membuat kita harus memutar otak bagaimanakah cara menanam padi di sawah, dari rumah. 

Pemutusan jalinan sosial antarmanusia, khususnya sebab model transportasi yang akan susah dipakai, pasti memaksakan kita kembali lagi masuk ke desa yang tidak lagi mengglobal. Tenang saja. Anda masih dapat bermedsos ria, tetapi dengan cara fisik, langkah kita hidup terpental ke jaman merkantil. Nilai mata uang yang hancur, jelas jadikan barang cuma dapat diganti dengan barang. Pasar liar perdagangan semakin susah dikontrolterutama oleh negara. 

Untuk penutup, kami juga ingin sedulur sedanten masih semangat rayakan panggung kehidupan ini. Pemerintah Indonesia jangan juga terlalu tergantung pada persediaan devisa yang pasti berkurang mencolok. Masih ada praktik moneter kekinian yang dapat dikaryakan. Gelontorkan suntikan pertolongan ke aktor ekonomi mikro yang tidak tergantung pada import. Bentuk unit kerja spesial, supaya proses penyalurannya tidak harus lewat layanan perbankan. Keluarkan rupiah dalam edisi terbatas, yang cuma ditujukan karena itu. 

Roda perekonomian pasar global yang belum dapat berputar-putar optimal sampai akhir 2020, minimal tidak bawa ekonomi negara kita roboh dengan cara menegangkan. Indonesia yang notabene dengan penduduk Muslim paling besar sedunia, berkesempatan maju ke garda paling depan untuk tolok ukur ketahanan satu bangsa, dalam hadapi jaman baru yang ufuknya telah keluar bersama-sama epidemi. Silahkan kita tunjukkan dengan seluruh jiwa-raga, jika negeri gemah ripah loh jinawi ini dihidupi manusia pemberani. 

UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI

Share:
Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA KONSPIRASI | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com