
ZONAKONSPIRASI- Apa kamu takut gelap? Jawaban tiap-tiap orang akan beragam. Tetapi saat pertanyaannya dirubah dikit jadi pada saat kanak-kanak apa kamu takut gelap? Sejumlah besar orang akan menjawab ya.
Anak-anak benar-benar sangat takut akan gelap. Seolah-olah dibalik kegelapan yang pekat itu ada monster yang tengah bersembunyi. Siap menerkam kita setiap saat. Ketakutan akan gelap ini bahkan juga dapat terikut sampai dewasa.
Berdasar pada survey yang dikerjakan di Inggris pada tahun 2012, didapati bila 40 % orang dewasa takut berjalan di luar rumah tiada penerangan, serta 10 % malas pergi ke kamar mandi pada larut malam.
Data ini memberitahukan bukti menarik bila sejumlah besar manusia takut ada dalam tempat gelap. Tetapi sebetulnya dari tempat mana asal ketakutan ini berawal? Lantas adakah fakta spesial di baliknya?
Evolusi serta asal mula ketakutan akan kegelapan
Di masa moderen ini, manusia ada di puncak rantai makanan. Diatas kita tidak lagi ada predator beresiko. Kitalah sang pemangsa terkuat. Tempat ini tidak ada dengan tidak diduga. Diperlukan beberapa ribu tahun sampai manusia meraihnya.
Baik waktu mencari makanan ataupun bertahan hidup dari serangan binatang buas. Oleh karenanya, saat tehnologi belumlah sebagus saat ini, nenek moyang kita mesti berusaha mati-matian menantang beberapa predator.
Tidak ada kata meleng dalam kamus mereka. Meleng bermakna mati serta punah. Ditambah lagi umumnya predator aktif berburu mangsa saat malam hari. Dimana potensi mata manusia begitu jelek.
"Dalam kegelapan, potensi visual kita amblas, serta kita tidak dapat menjumpai siapa atau apakah yang berada di seputar kita. Kita tergantung pada skema visual kita untuk menolong membuat perlindungan kita dari bahaya," kata Martin Antony, profesor psikologi di Ryerson University serta penulis buku The Anti-Anxiety Workbook.
Ketakmampuan ini membuat manusia meningkatkan skema perlindungan diri berbentuk takut akan gelap. "Sebab takut kegelapan ialah ketakutan yang disediakan," kata Anthony, seperti diambil dari CNN.
“Ketakukan seperti perasaan sakit. Perasaan takut ada membuat perlindungan kita dari suatu yang mungkin dapat menyakiti,” imbuhnya.
Perasaan takut akan gelap umumnya termanifestasikan ke beberapa tanggapan, contohnya tersentak kaget atau mundur ke belakang tiada sadar. Akan tetapi manifestasi yang seringkali berlangsung ialah perasaan kuatir serta kuatir.
Emosi kekhawatiran menggenggam peranan penting dalam menanggapi tiap-tiap rangsangan. Terutamanya mempunyai tujuan unttuk menahan depresi serta pemungutan keuntungan dari keadaan yang susah. Isaac M. Marks serta Randolph M. Nesse menganalogikan emosi ini seperti satu program computer.
Dalam buku berjudul Fear and Fitness: An Evolutionary Analysis of Anxiety Disorders, mereka tuliskan jika tiap-tiap emosi dibuat spesial untuk mengakhiri ‘sebuah tugas’. “Jika pekerjaannya ialah berpacaran, jadi cinta akan begitu menolong. Demikian sebaliknya saat harimau menyerang, jadi perasaan takut serta penghindaran ialah yang terunggul,” catat mereka.
Diluar itu, perasaan kuatir dapat memompa kesadaran kamu. Membuat kamu lebih waspada pada keadaan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan ‘sumber daya’ yang kamu punya. Baik berbentuk nyawa, rekanan dengan orang yang lain, posisi, ekonomi, dan lain-lain.
Perasaan ini pula berlainan dengan kemarahan ataupun rasa sedih. Sebab bukan adalah tanggapan langsung dari satu kondisi, tetapi satu respon pada isyarat atas kekuatan kerugian yang mungkin berlangsung di hari esok.
Dalam kerangka bertahan hidup, ini bermakna nenek moyang kita yang mengerti isyarat ini berkesempatan semakin besar untuk selamat di banding rekan-rekan mereka yang lebih bebal. Terpenting isyarat yang datang dari alam.
Contohnya malam yang gelap ialah isyarat waktu berburu buat ular, macan, serta binatang buas yang lain, akan menimbulkan perasaan kuatir serta takut. Ini juga yang mengakibatkan kita lebih waspada isyarat intimidasi kuno yang datang dari binatang dibanding intimidasi tertabrak mobil atau kereta.
Sebab emosi ini dibuat serta di turunkan oleh nenek moyang kita saat beberapa ribu tahun. Walau perasaan kuatir seperti ini berakar kuat di diri kita, akan tetapi perasaan ini tidak seutuhnya naluriah. Berarti kita bisa belajar menanggapi kekhawatiran serta perasaan takut sesuai dengan beberapa orang di seputar kita.
Perumpamaannya saat anak kecil pertama-tama lihat ular. Buat ia itu ialah satu perihal yang baru serta tidak ada permasalahan dengan itu. Akan tetapi saat anak itu lihat tanggapan ibunya yang takut, jadi dia akan belajar mengikuti responnya serta menyimpulkan ular ialah binatang beresiko.
Demikian sebaliknya saat sang ibu menanggapinya dengan tenang, jadi sang anak akan belajar untuk tenang saat memandangnya kembali. Berikut penyebabnya kita takut pada ular, bahkan juga saat kita belum pernah digigit.
Proses evaluasi ini selalu berulang saat beberapa ribu tahun. Tentu saja dengan beberapa rekonsilasi sesuai dengan jaman. Tetapi pada intinya tanggapan pada intimidasi masih dipertahankan. Perasaan takut akan gelap serta pelebaran perasaannya ialah satu langkah untuk pastikan keamanan serta keberlangsungan hidup manusia.
Jadi kamu tak perlu mencemaskan perasaan takut akan kegelapan yang terkadang muncul di saat malam. Beda perihal saat perasaan itu tak akan termonitor serta mengganggu kehidupan kamu.
0 komentar:
Posting Komentar