ZONAKONSPIRASI- sempat berjalan-jalan ke Sulawesi Selatan? Sulsel miliki deretan tempat menarik yang pas untuk arah wisata.
Beberapa yang sangatlah populer diantaranya Pantai Losari, Fort Rotterdam sampai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Akan tetapi tidak hanya beberapa tempat wisata yang menarik, nyatanya di Sulsel ada juga lho satu kampung yang populer karena cerita mistisnya.
Ialah Kampung Setan. Dari namanya saja sangatlah menyeramkan ya? Kampung ini ada di Kelurahan Alehanuae, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Tidak didapati tentu asal muasalnya, kenapa kampung ini dinamakan Kampung Setan. Akan tetapi ada beberapa narasi mistis yang berkembang di penduduk sekitar kampung itu.
Konon, seputar 35 tahun waktu lalu, ada salah seseorang anak kecil yang bermama Asbar tinggal bersama dengan neneknya di Kampung Setan kira-kira saat 2 tahun. Waktu itu banyak peristiwa mistis yang cukuplah mengundang adrenalin dirasa oleh Asbar, akan tetapi dia tidak sempat menceritakan pada neneknya sebab dia belumlah memahami makna dari peristiwa mistis itu.
Waktu dewasa, Asbar menceritakan jika sempat dalam satu malam hari bersama dengan kakak sepupu serta anak-anak kampung ditempat dia pergi keluar rumah untuk mencari buah mangga yang telah masak. Sebab kebetulan saat itu tengah musim mangga, serta sama dengan rutinitas anak-anak ditempat, mereka seringkali mencari buah mangga yang jatuh saat malam hari.
" Saya masih tetap ingat benar saat itu. Waktu malam makin larut, rekan-rekan serta kakak sepupu saya telah tertidur dibawah pohon mangga. Cuma saya saja yang belumlah dapat pejamkan mata, tidak tahu mengapa saya ikut tidak tahu penyebabnya. Waktu itu tidak diduga terdengar nada mangga jatuh ke semak-semak, saya juga langsung lari serta mendekati nada itu sekalian membawa obor. Tidak selang beberapa lama saya temukan buah mangga itu pas di muka saya," narasi Asbar.
" Saat saya mengambil, saya begitu kaget sebab nyatanya itu bukan buah mangga yang saya duga, tetapi potongan kepala manusia kerdil. Waktu itu saya selalu memandanginya, serta ia ikut tersenyum dengan tatapan mata yang tajam. Waktu itu ikut saya terdiam seribu bahasa, saya tidak dapat berjalan. Badan saya berasa kaku memandangnya," lanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar