Teror ISIS di New York dan Teori Konspirasi
ZONAKONSPIRASI- Teror ISIS di New York dan Teori Konspirasi. Sel-sel dan simpatisan ISIS hingga saat ini masih mampu bertahan dengan sisa-sisa kekuatan. Bahkan di tengah kekalahan telak kelompok itu di Irak dan Suriah, mereka masih menebar teror di mana-mana. Aksi teror brutal terkini terjadi di "poros dunia" New York, AS. Aksi yang ditengarai dilakukan oleh warga Uzbekistan ini mengakibatkan hampir sepuluh orang meninggal dan puluhan lain luka-luka.
Belum ada penegasan mengenai keterkaitan pria 29 tahun itu dengan organisasi teror yang sedang sekarat itu. Namun, menilik modus operandinya yaitu penabrakan mobil secara brutal terhadap kerumuman masyarakat sipil, itu sangat mirip dengan teror sel-sel ISIS di sejumlah negara Eropa yang terjadi sebelumnya.
Sebelumnya aksi teror juga terjadi di Timur Tengah. Mulai di dekat Masjid Nabawi Madinah dengan empat korban jiwa, dekat konsulat AS di Jeddah Arab Saudi tanpa korban jiwa, peledakan kompleks pertokoan di Baghdad yang menewaskan 200 orang lebih secara sadis, hingga di bandara Istanbul, Turki yang mengakibatkan 40-an orang tewas, dan sejumlah teror lainnya. Semuanya diindikasikan terkait dengan ISIS.
ISIS masih saja menebar teror di mana-mana. Padahal kekuatan-kekuatan besar internasional dan kawasan telah menghancurkan basis teritorial mereka. Kekuatan teritorial utama mereka kini praktis tak ada setelah Raqqa dan Mosul dibebaskan. Kini mereka memanfaatkan sel-selnya di berbagai negara untuk melakukan teror kepada siapa dan apa saja, kerumunan orang yang berwisata, konsulat, Masjid Nabawi, bahkan Ka'bah sepertinya juga dalam target.
Setiap kali ada aksi teror, keterlibatan negara-negara terus ditingkatkan untuk menghancurkan ISIS dan memperketat pergerakan sel-selnya. Apalagi Trump sangat marah dengan kejadian yang menimpa tempat kelahirannya ini. Faktanya, ISIS masih "survive" dan justru membuat aksi-aksi teror baru sebagai pembalasan melalui sel-selnya.
Kemampuan ISIS untuk bertahan dan membuat balasan saat sudah sangat lemah sempat memantik berkembangnya teori konspirasi di dunia Islam dan dunia ketiga yang lain. Bahwa ada desain besar dari kekuatan dunia yang sangat besar yang dengan sengaja ingin menghancurkan umat Islam dari dalam dengan cara membentuk dan mendukung kelompok horor ini.
Yang dimaksud kekuatan besar itu biasanya adalah negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat atau Israel. Analisis ini masih laku di sebagian kalangan umat Islam. Penyebaran pikiran konspirasi ini terkadang laris manis di berbagai forum publik termasuk di media-media sosial. Peristiwa di New York memberikan bukti baru mengenai kegagalan teori konspirasi ini sebab bagaimana mungkin mereka dengan sengaja melakukan pembunuhan keji terhadap penduduk sendiri?
Dalam beberapa hal, analisis konspirasi memang bisa dimengerti. Sebab, analisis itu sangat simpel dan dapat menjelaskan secara mudah setiap peristiwa yang menimpa kita dengan mudah pula. Penyebab segala persoalan yang menimpa dan sulit dimengerti, segera kita limpahkan kepada orang lain. Bukan dicari sebabnya pada diri kita sendiri.
Daya tarik teori konspirasi tentang ISIS ini begitu kuatnya di kalangan umat Islam saat ini. Ini mungkin dikarenakan kemalasan untuk mencari penyebab sesungguhnya, atau kita sedang frustrasi dengan keadaan yang sulit dijelaskan dan menimpa umat Islam hingga saat ini.
Lemah
Namun, jika dicermati dengan saksama maka teori konspirasi tentang ISIS ini mudah sekali dicari kelemahannya. Pertama, jika kelompok ini dalam kontrol kekuatan negara Barat — AS khususnya— mengapa kelompok ini sekarang melakukan rangkaian serangan mematikan dan aksi brutal terhadap masyarakat Barat, termasuk di New York? Apakah orang-orang yang terlibat dalam konspirasi itu sebegitu tega melakukan pembunuhan secara keji dan barbar terhadap rakyatnya sendiri, saudara sebangsa mereka?
Tujuan sebesar apakah yang membuat mereka sebegitu sinting untuk melakukan tindakan barbar itu kepada saudara-saudaranya sendiri? Apa itu ekonomi, sarana memecah belah umat Islam, atau untuk menghancurkan citra Islam? Rasanya itu sangat sulit dimengerti.
Benar bahwa ada pihak-pihak yang mengambil untung dari kehadiran ISIS ini. Akan tetapi, faktanya sekarang ini tak ada yang dapat menghentikan kebrutalan kelompok ini. Pun tak ada yang bisa menebak apa yang akan dilakukan ISIS dalam waktu dekat ini setelah berhasil melakukan tindakan biadab di Istanbul, Irak, dan Madinah. Apakah mereka akan melumatkan Gedung Putih, atau membakar Ka'bah serta menghancurkan Mekah-Madinah, atau meledakkan London, atau yang lain. Tak ada manusia yang bisa memastikan rencana kelompok ini, apalagi mengontrolnya.
Kedua, tak ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa ISIS adalah bentukan Amerika, Israel, Arab Saudi, Iran, atau negara kuat yang lain. Ciri sepintas analisis konspirasi adalah adanya narasi yang rasional dan runtut tetapi selalu miskin bukti-bukti kuat yang mendukungnya. Dan, jika ditelaah lebih dalam maka itu kemudian sulit dinalar.
Benar banyak berita menyebut bahwa Ibrahim bin Awad bin Ibrahim, sang khalifah ISIS yang sudah sembilan kali dikabarkan tewas, pernah ditawan AS dan pasukan Irak pada masa-masa dan pasca Saddam Hussein. Titik ini menjadi dalih teori konspirasi bahwa selama dalam penjara ia diarahkan dan dicuci otak oleh AS untuk melakukan apa yang mereka lakukan sekarang ini.
Pembacaan yang lebih masuk akal tentu adalah AS dan militer Irak salah dalam menilai orang ini. Sebagaimana banyak disebutkan, tokoh yang kemudian berjuluk Abu Bakar al-Baghdadi ini dikenal sangat santun, tawadhu, sama sekali tak menonjolkan diri sebagai orang yang berpotensi sebagai pemimpin. Ia banyak diam tetapi ramah dengan orang lain bahkan terhadap orang AS.
Karena sikap dan perilakunya di penjara itulah, AS dan militer Irak tak memandangnya sebagai "sesuatu" yang berpotensi membahayakan. Oleh karena itu, orang ini kemudian dilepaskan. Tetapi fakta kemudian menunjukkan bahwa orang ini sangat kuat dalam pemikiran gerakan, ahli dalam strategi, dan memiliki ambisi besar untuk memimpin gerakan.
Kesantunan dan kefasihannya berdakwah kemudian menjadi daya tarik pengikutnya. Apalagi ia kemudian menggunakan gelar Abu Bakar al-Baghdadi al-Husayni al-Quraisyi. Abu Bakar adalah pengganti Rasulullah SAW yang pertama, Baghdad adalah ibu kota negerinya, al-Hasyimi dan al-Quraisyi terkait nasab unggul yang terkait dengan Rasulullah dan kepemimpinan umat Islam.
0 komentar:
Posting Komentar