Rumor ini menjelaskan riwayat yang kita kenal saat ini ialah hasil tindakan konspirasi Belanda atau negara2 Barat yang lain untuk memperkecil Indonesia. Jadi rumor ini harus menyulut ‘peperangan’ pada beberapa sejarawan serta arkeolog dengan beberapa penganut teori konspirasi…
Beberapa penganut teori jika riwayat Indonesia itu palsu atau bohong besar memakai tesis dari penulis Swedia Juri Lina, yang pada tahun 2004 menulis buku polemis “Architects of Deception- the Concealed History of Freemasonry”. Dalam bukunya ini, Juri Lina memiliki pendapat jika ada tiga langkah untuk melemahkan serta menjajah satu negeri :
1. Kaburkan sejarahnya
2. Leburkan bukti2 sejarahnya supaya tidak dapat dibuktikan lebenarannya
3. Putuskan jalinan mereka dengan leluhurnya, jelaskan jika leluhurnya itu bodoh serta primitif.
Menurut kelompok penganut teori konspirasi, jika riwayat Indonesia itu ialah bikinan Belanda, bikinan Freemasonry, bikinan Knights of Templar, bikinan Illuminati – kelompok ini pula diilhami oleh novel polemis yang mengaduk2 bukti serta fiksi Serta Brown, “the Davinci Code” atau “the Lost Symbol” yang memvisualisasikan jika banyak konspirasi2 itu kerja. Jika leluhur Indonesia itu berkebudayaan tinggi sekali, bahkan juga Indonesia itu pusat kebudayaan dunia, ialah usaha2 untuk menahan tesis no 3 dari Juri Lina.
Riuh sekali dalam tiga tahun ini atas semua rumor itu, menyambar perbincangan atau lebih persisnya “peperangan” diantara beberapa ilmuwan, kelompok2 penduduk yang pro serta kontra.
Dimana kita sebetulnya berdiri? Apakah yang sebetulnya tengah berlangsung? Mungkin tidak gampang untuk menjawabnya. Kita lihat saja. Saya miliki opini, Anda juga miliki opini. Milikilah analisa serta alasan yang kuat, janganlah sebatas turut arus.
Apa diskusi ini akan cepat selesai dengan satu penemuan besar ? Saya pikir tidak. Manusia sekarang ini serta masih tetap akan terus membutuhkan yang diimpikan dan keinginan. Manusia akan lakukan lewat cara logis ataupun tidak, langkah saintifik ataupun klenik. langkah ilmiah ataupun spekulasi … Selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar